Bisa Hemat hingga Rp92 Miliar, PLTU di Kalimantan Barat Ini Dibangun Tahun 2016 dengan Kapasitas 20 Megawatt

inNalar.com – Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus berupaya meningkatkan efisiensi operasionalnya dengan mempercepat pembangunan pembangkit listrik dari sumber energi baru terbarukan (EBT) dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan pasokan listrik, menggantikan pembangkit lama, serta mengurangi Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik.

Pada awal bulan Mei 2016, PLN sedang mempersiapkan untuk mengoperasikan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ketapang dengan kapasitas 2×10 Megawatt (MW) di Kalimantan Barat.

Baca Juga: Mengintip 5 Fakta Megaproyek Sebesar Rp381 Triliun Pulau Rempang di Batam, Mendapat Penolakan Keras Warga?

PLTU ini telah berhasil terhubung ke sistem Ketapang dan akan menjalani tahapan tes selanjutnya, yaitu Reliability Run pada pertengahan Mei.

Salah satu unit pembangkit ini diharapkan dapat memasok listrik kepada pelanggan pada akhir Mei, sementara mesin lainnya akan siap beroperasi pada Agustus 2016.

Pasokan daya dari PLTU ini akan menggantikan Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Sukaharja, yang saat ini memasok listrik untuk Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara di Kalimantan Barat.

Baca Juga: Wow! Indonesia Ternyata Salah Satu Negara yang Miliki Emas Hijau Terbesar, Apa itu Maksudnya?

Menurut Agung Murdifi, Senior Manajer Public Relation PLN, dengan PLTU Ketapang yang mulai beroperasi akan mampu menghemat Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik.

Sebenarnya PLTU ini apabila dioperasikan secara penuh selama waktu satu tahun akan mampu menghemat BPP hingga Rp 92 miliar selama periode satu tahun.

Hal tersebut merupakan sebuah efisensi yang dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Baca Juga: Total Investasinya Rp400 Miliar, Pabrik Biodiesel Pertama di Asia Ternyata Ada di Bandar Lampung

Dari total pelanggan di Wilayah Kalimantan Barat sebanyak 932.869 pelanggan, PLN Area Ketapang menyumbang sekitar 10% atau mencapai 94.564 pelanggan.

Saat ini, daya mampu sistem di Ketapang adalah 26 MW dengan beban puncak 31 MW. Kehadiran PLTU Ketapang diharapkan akan mengatasi defisit sistem di Ketapang dan sekitarnya.

PLN juga telah merencanakan pembangunan sejumlah pembangkit, transmisi, dan gardu induk hingga tahun 2024 untuk memperkuat infrastruktur kelistrikan di Kalimantan.

Selain PLTU Ketapang, tahun 2016 PLN juga menargetkan penyelesaian pembangunan PLTU Sintang (3x7MW), PLTG/MG MPP Kalbar (100MW), PLTU Parit Baru FTP1 (2x50MW), serta PLTU Pantai Kurakura (2×27,5 MW).

Agung Murdifi menyatakan bahwa semua percepatan yang dilakukan di wilayah Kalimantan Barat bertujuan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi untuk menyediakan pasokan listrik yang memadai.

Pihak PLN akan berusaha untuk melakukan percepatan pembangunan dengan berbagai dukungan dari pihak terkait dan pemerintah setempat.

Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan perekonomian masyarakat di wilayah tersebut.***

Rekomendasi