Bisa Buka Tutup! Jembatan Emas Bangka Belitung Ini Sampai Habiskan Rp 420 Miliar, Terbuat dari Emas Murni?

InNalar.com – Daerah yang digunakan untuk pengambilan syuting film Laskar Pelangi adalah di Bangka Belitung. Akan tetapi, ada ikonik lain yang ada di Bangka Belitung.

Ikonik tersebut adalah jembatan emas, yang menjadi penghubung dua daerah di Bangka Belitung.

Bagaimana tidak jadi ikonik, jembatan emas ini saja bisa buka tutup, layaknya di luar negeri.

Baca Juga: Dijuluki Sabuk Timah Asia, Tambang di Bangka Belitung Ini Berusia 200 Tahun Lebih Dengan Hasilkan Miliaran Ton

Dinamakan sebagai jembatan emas, Apakah seluruh jembatannya terbuat dari emas?

Dilansir Innalar.com dari babelprov.go.id, pembangunan jembatan emas Bangka Belitung ini dibangun sejak tahun 2009.

Adapun panjang dari jembatan ini adalah 720 meter, dengan lebar 24 meter.

Baca Juga: Politisi PPP Yakin Kapabilitas Erick Thohir Mampu Perangi Radikalisme yang Menyusup ke BUMN

Dengan adanya jembatan ini, maka akan menghubungkan dua daerah di Bangka Belitung.

Daerah yang terhubung tersebut adalah kawasan Ketapang di Kota Pangkalpinang, dengan kawasan Lintas Timur Desa Air Anyir di Kabupaten Bangka.

Hal menariknya, jembatan emas di Bangka Belitung ini menggunakan sistem bascule.

Baca Juga: Membangun Garuda, Film yang Cocok Ditonton saat HUT RI ke-78: Perjuangan 7 Pemuda Wujudkan Indonesia Digdaya

Sistem bascule merupakan dimana terangkat, atau terbuka tutupnya jembatan yang menggunakan mesin hidrolik pada jembatan di waktu dan kondisi tertentu.

Bagi masyarakat yang beruntung, bisa saja saat melintasi jembatan emas di Bangka Belitung ini bisa melihat proses buka-tutupnya jembatan saat sedang beroperasi.

Selain itu, terdapat pula pemandangan lain seperti pemandangan Sungai Batu Rusa, ataupun muara Pantai Kuala yang cukup menarik perhatian.

Sistem jembatan seperti ini memang cukup jarang ada di pulau Sumatera, bahkan diclaim merupakan satu-satunya yang ada di tanah air.

Meskipun sebenarnya ada juga jembatan yang menggunakan sistem buka tutup di daerah lain, seperti di Palembang.

Akan tetapi, Jembatan Ampera di Palembang tersebut menggunakan teknologi gerak elevasi, namun diketahui saat ini jika jalur penghubung itu tidak dapat bergerak lagi.

Menjadi yang tercanggih, pembangunan jembatan emas di Bangka Belitung ini saja membutuhkan anggaran lebih dari Rp. 420 miliar.

Sedangkan alasan dari diberikannya nama Jembatan Emas, hal tersebut bukan karena jalur penghubung ini terbuat dan dilapisi oleh emas.

Nama tersebut diberikan sebagai bentuk penghargaan untuk mengenang sosok Gubernur Kepulauan Bangka Belitung ke-2, yaitu Eko Maulana Ali Soeroso.

Karena orang tersebut menjabat dua periode sebagai gubernur, namun telah meninggal dunia sebelum masa jabatannya habis, pada 30 Juli 2013. ***

Rekomendasi