

inNalar.com – NASA dan Pusat Data Salju dan Es Nasional (NSIDC) menyatakan jika tahun ini bukan tahun yang baik untuk lautan es di kutub.
Baik lautan es kutub Arktik maupun es Antartika karena diketahui telah mengalami rekor terendah luasan es laut di tahun ini.
NASA dan NSIDC mengungkap hal ini berdasarkan analisis awal data satelit Amerika Serikat (AS) yang mereka gunakan untuk melacak lautan es di kedua kutub wilayah tersebut.
Baca Juga: Unik! Atap Rumah Penduduk di Desa Wisata Sulawesi Tengah Ini Bisa Dibuka Tutup, Apa Fungsinya?
Dilansir inNalar.com dari laman situs Newsnow, Es yang terdapat di Kutub Arktik telah mencapai batas minimum pada 19 September yakni sebesar 1,63 juta mil persegi (4,23 juta kilometer persegi).
Data yang diperoleh NASA dan NSIDC AS tersebut diketahui merupakan batas minimum terendah keenam dalam catatan satelit.
Sementara itu, es Antartika telah mencapai batas maksimumnya pada 10 September yakni sebesar 6,55 juta mil persegi (16,96 juta kilometer persegi).
Data tersebut pun diyakini sebagai batas maksimum terendah yang pernah tercatat dalam catatan satelit.
Walt Meier seorang ilmuwan es laut di NSIDC mengungkap jika hal ini merupakan rekor dari rendahnya es laut yang ada di antartika dalam jangka waktu 1979 hingga 2023.
“Ini merupakan rekor rendahnya lapisan es Antartika. Pertumbuhan es laut tampak rendah di hampir seluruh benua dibandingkan di satu wilayah,” ujar Walt Meier.
Pada tahun ini, luas es laut telah menyusut menjadi 1,03 juta km persegi (lebih dari 397.000 mil persegi), lebih kecil dari rekor terendah sebelumnya dan kira-kira seluas gabungan Texas dan California.
Selain itu dirinya juga berpendapat jika di Kutub Utara, Jalur Barat Laut memiliki lebih banyak lautan terbuka dibandingkan biasanya.
“Terlihat juga terdapat es yang lebih longgar dan konsentrasinya yang lebih rendah, bahkan di Kutub Utara dan daerah yang dulunya merupakan lapisan es padat selama musim panas,” ungkapnya.
Baca Juga: Bukan Soal Alien atau UFO, Para Ilmuwan: Teknologi AI Bisa Bedakan dan Deteksi Kehidupan di…
Menurunnya lapisan es di beberapa kutub ini diketahui sudah semakin sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Setiap tahun, lapisan es laut memadat dan mencair seiring pergantiannya musim, dan luasnya di kedua arah dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pola angin dan suhu laut.
Angin dan suhu laut tersebut lah yang berkorelasi langsung dengan pemanasan global yang disebabkan oleh manusia dan juga terhadap pola iklim seperti El Niño yang saat ini sedang terjadi.
Meskipun Arktik telah terkena dampak perubahan iklim selama satu dekade terakhir, dengan es laut yang memburuk secara cepat karena wilayah utara memanas empat kali lebih cepat dibandingkan rata-rata global.
Hal tersebut masih belum ada kepastian bagaimana pemanasan suhu berdampak pada es laut di dekat Kutub Selatan.
Hal tersebut dilakukan untuk memantau seberapa tebal lapisan es Antartika di kutub dalam sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Amalan Agar Rezeki Berlipat Ganda, Ustadz Khalid Bassalamah: Passwordnya Hanya Satu, Yaitu…
Namun, NASA dan NSIDC AS menyatakan bahwa temuan ini masih bersifat awal karena perubahan angin atau pertumbuhan di akhir musim masih dapat meningkatkan luas es Antartika.
Hasil analisis lengkap terhadap data tersebut nantinya akan dirilis pada awal Oktober.***