Bikin Iri Negara Tetangga! 6 Pos Perbatasan Indonesia Direnovasi Jokowi, No 3 Lebih Megah dari Malaysia

inNalar.com – Sebelum masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kondisi pos perbatasan Indonesia dengan negara tetangga sangat memprihatinkan.

Ada yang terlihat hanya berbentuk seperti sebuah patok perbatasan desa. Tetapi, semenjak Jokowi menjabat fasilitas batas negara atau PLBN yang tidak layak itu disulap menjadi lebih cantik dan megah.

Jokowi sempat membuat negara tetangga iri karena dinilai sukses dalam menaikkan citra Indonesia melalui pembangunan pos batas tersebut.

Baca Juga: Gaet Jepang, Proyek JSS Rp 14,5 Triliun Ini Digadang Menjadi Jawaban dari Masalah Sanitasi DKI Jakarta

Jokowi juga dianggap berhasil membangun daerah luar Indonesia yang selama ini kurang diperhatikan oleh pemerintah pusat.

Berikut 6 perbatasan yang dipercantik Jokowi dan membuat bangga rakyat Indonesia.

1. Skouw

Pos perbatasan Skouw adalah batas antara Indonesia dengan Papua Nugini.

Baca Juga: Cetak Rekor Arsitektur Dunia! Masjid Bawah Tanah Seluas 1.200 M2 di Turki Ini Terinspirasi dari Gua Hira

Perbatasan ini berada di distrik Muara Tami Jayapura, Papua.

Sebelumnya pos ini memiliki tampilan yang suram, bangunan yang ada di sekitar juga kurang beraturan.

Terlebih pos ini sempat jadi tempat baku tembak antara pasukan Papua Merdeka dengan TNI penjaga perbatasan yang semakin menambah kesan suram.

Baca Juga: Proyek Kolonisasi Mars Makin Nyata! Elon Musk Bakal Kirim Manusia Ke Planet Merah 2 Tahun Lagi

Pada tahun 2017 Presiden Jokowi meresmikan posko yang baru tampilan megah terpancar dengan hadirnya gedung utama meriaskan ornamen khas rumah tanfa dan ornamen lokal lainnya.

Di sisi luar gedung di halaman gedung juga terdapat sebuah patung garuda raksasa yang menghadap ke arah Papua Nugini.

Kemudian, di arah timur pos yang dibangun dengan biaya Rp246,5 miliar rupiah ini ada gerbang raksasa dengan 2 akses masuk yang dihiasi ornamen khas Papua dengan tulisan selamat datang di Indonesia yang menghadap ke Papua Nugini.

Baca Juga: Hilirisasi RI Makin Ngegas! Smelter Tembaga di Sumbawa Kapasitasnya Tembus 900 Kilo Ton Konsentrat per Tahun

Tidak kalah keren, terdapat pula sebuah mercusuar 10 lantai bertinggi 50 meter yang berfungsi memantau keadaan perbatasan kedua negara.

Pos perbatasan yang dulunya jarang dikunjungi kini jadi salah satu ikon yang dipuja warga Papua.

2. Aruk

Pos Aruk berada di Kecamatan Sajingan Besar, Sambas, Kalimantan Barat.

Baca Juga: Telan Biaya Rp2,1 Triliun, Rumah Sakit Katastropik di Jawa Timur Ini Jadi yang Terbesar di Indonesia

Secara bentuk pos ini mengalami perombakan yang cukup signifikan sebelum direnovasi oleh Presiden Jokowi.

Pos ini berbentuk kotak dengan bagian tengah atapnya menjulang ke atas seperti menara tapi tampak tradisional dengan motif khas suku dayaknya.

Setelah direnovasi bangunan utama yang mengadopsi rumah panjang khas Dayak itu menjadi lebih modern dari sebelumnya.

Bagian badan pos terlihat lebih lebar, lalu menaranya berbentuk tameng khas suku Dayak dan ditambah sentuhan gaya futuristic.

Tak hanya itu PLBN Aruk yang memiliki luas 9,1 hektar dan luas bangunan utama sebesar 418 meter ini dilengkapi dengan klinik, pemindai truk, jembatan timbang, gudang rest area, 24 kios dan lainnya.

Menurut data setidaknya ratusan hingga ribuan orang melewati batas negara ini setiap harinya.

Selain itu, perbatasan ini juga diklaim sebagai yang termegah di Indonesia karena pemerintahan harus menggelontarkan dana hingga Rp131 miliar rupiah dalam pembangunannya

3. Entikong

PLBN Entikong terletak di Jalan Lintas Malindo Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat dan diresmikan pada 2016.

Tampilan PLBN Entikong yang baru secara keseluruhan lebih cantik daripada sebelumnya dimana terdapat bangunan utama yang terletak di tengah area pos perbatasan yang bernuansa modern dan etnik Dayak.

Di halaman gedung tersebut terdapat Tugu Pancasila dan pos in dikelilingi oleh perbukitan hijau yang kian memanjakan mata.

Menurut Kepala Bidang pengelolaan PLBN Entikong, Victorius Dunan, mengatakan perbaikan pos ini sangat membantu dalam meningkatkan perekonomian dan memudahkan mobilitas warga sekitar.

Diketahui, pos ini kabarnya lebih megah dibandingkan pos milik Malaysia yang berada di Tabedu Serawak.

Hal itu secara tidak langsung menaikkan harga diri Indonesia di depan negara Malaysia.

4. Wini

Pos Wini menjadi gerbang batas antara Indonesia dan Timor Leste yang terletak Kabupaten Timur Tengah Utara, NTT.

Pos ini mulanya berbentuk sederhana seperti sebuah rumah kecil yang beratapkan seng.

Sekitar pos memiliki tampilan yang terkesan monoton tidak ada hiasan pepohonan atau monumen bangunan.

Kemudian, setelah direnovasi total dan diresmikan pada 2018 lalu, pos yang pembangunannya menelan anggaran sebesar Rp130,42 miliar rupiah ini menjelma menjadi tempat wisata dadakan.

Hal itu dikarenakan banyak warga sekitar yang datang untuk menyaksikan kemegahan ataupun bersua foto di depan bangunan utama yang terlihat modern.

Di halamannya terdapat sebuah taman dan patung Garuda serta tulisan Wini Indonesia berwarna merah putih.

5. Motoain

Pos Motoain berlokasi di Kabupaten Belu, NTT yang menjembatani akses antara Indonesia dan Timor Leste.

Saat ini pos Motoain berubah 180 derajat dari sebelumnya, di bagian pintu masuknya dilengkapi dengan teknologi canggih sehingga bisa ditutup dengan menggunakan remote.

Bagian gedungnya juga lebih indah dan layak untuk digunakan hingga sering menjadi tempat untuk bersua foto.

Pos ini memiliki luas lahan sekitar 8,8 hektar dengan segudang fasilitas kelas atas dan menghabiskan anggaran sekitar Rp229 miliar rupiah.

6. Sota

Pos ini termasuk baru diresmikan yaitu pada tahun 2021 lalu, terletak di Kabupaten Merauke dan menjadi tapal batas antara Indonesia dan Papua Nugini.

Pos ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu zona inti yang didalamnya terdapat bangunan utama PLN seluas 1000 meter persegi, patung Garuda, gerbang tas Bara, CCTV portal, x-ray scanner, hingga work turret metal detector.

Kedua merupakan zona sub inti yang terdiri atas 16 unit rumah tipe 36 untuk pegawai, mushola, dan gereja.

Ketiga ialah zona pendukung yang di dalamnya berisi pasar perbatasan yang bisa menampung 15 toko, patung presiden pertama Soekarno hingga tempat pembangunan akhir.

Sementara itu untuk biaya pembuatannya mencapai Rp103,6 milyar rupiah. ***(Ummi Hasanah)

 

Rekomendasi