Bikin Geram! Fakta Baru Jembatan Kaca The Geong, Tak Ada Uji Kelayakan Hingga Terindikasi Pakai Kaca Bekas!

 

InNalar.com – Peristiwa menghebohkan datang dari destinasi wisata yang sedang populer, yaitu jembatan kaca.

Dimana, salah satu jembatan kaca yang ada Limpakuwus Kabupaten Banyumas bernama The Geong ambrol.

Naasnya, Jembatan Kaca yang ambrol itu menelan 1 korban jiwa dan 1 lainnya luka-luka. Sementara, 2 orang lainnya masih bisa selamat naik ke area yang tidak pecah.

Baca Juga: Miliki Tanah dan Rumah Senilai Rp10,6 Miliar, Segini Harta Kekayaan Pejabat di Kalimantan Utara, Punya Truk?

Bahkan, sempat beredar video dari media sosial yang menunjukkan orang bergelantung di jembatan kaca yang ambrol itu, dan di bawahnya terlihat ada orang tergeletak.

Adapun pihak kepolisian juga telah menetapkan pengelola Jembatan The Geong sebagai tersangka.

Berdasarkan konferensi pers Polrestabes Banyumas, telah ditemukan beberapa fakta yang menggeramkan.

Baca Juga: Gunakan Jenis Tempered Glass, Gunung Kidul Ternyata Miliki Jembatan Kaca Setebal 12 MM, Amankah?

Adapun beberapa fakta terkait jembatan kaca The Geong sebagai berikut:

1. Tak Ada Uji Kelayakan

Saat konferensi Pers, perwakilan pemerintah Banyumas (Kabid Penataan Bangunan DPU) mengungkapkan bahwa hingga saat ini ia belum pernah menerima uji kelayakan jembatan kaca The Geong.

Padahal, berdasarkan UU Cipta Kerja The Geong sendiri masih bisa masuk kategori sarana prasaran objek wisata.

Baca Juga: Pertama di Kaltara, Embung Geomembrane di Malinau Ini Dibangun di Atas Bukit, Korbankan 1 Hektar Sawah?

Bahkan, jika biasanya di wahana wisata terdapat papan pengumuman atau himbaun tertentu, ketika ingin mencoba wahana.

Namun, pada Jembatan Kaca The Geong tidak terapat papan himbauan untuk para pengunjungnya, khususnya di pintu masuknya.

2. Terindikasi Gunakan Kaca Bekas

Menurut ahli konstruksi, Dr Intang bahwa kaca merupakan bahan padatan yang bersifat rapuh. Jika kaca tersebut pecah, artinya kaca yang dipakai tidak sesuai standar.

Selain itu, saat membantu penyelidikan ia menjumpai terdapat lubang-lubang pada kaca, warna kaca ada yang kusam. Sehingga, bahan untuk pembuatan jembatan terindikasi menggunakan kaca bekas.

Namun, hal tersebut juga belum bisa dipastikan, karena bisa jadi kualitas kaca bekas belum tentu menurun.

Oleh sebab itu, semua harus dicek secara keseluruhan.

Sementara itu, menurut ahli konstruksi Agus Maryoto yang turut membantu penyelidikan, Kaca itu mempunyai daya dukung, jika melebihi beban atau kapasitasnya sudah berada di level bawah bisa mengakibatkan pecah.

3. Penemuan Kanal C yang Tidak Simetris

Saat melakukan penyelidikan pihak kepolisian menemukan suatu kanal c yang menghubungkan dua jembatan tidak simetris.

Saat keduanya di las, membuat kanal C tersebut bergelombang atau tidak simteris.

Jika kaca ditempatkan pada bagian yang tidak simetris menurut ahli mengakibatkan lejutan atau getaran bisa yang bisa menjadi salah stau penyebab kaca pecah.

4. Ketebalan Kaca Hanya 1,2 CM

Selain terindikasi menggunakan kaca bekas, jenis kaca yang digunakan untuk bahan baku pembuatan jembata ialan tempered yang hanya tersususn 1 lapis. Bahkan, ketebalannya hanya 1,2 Cm atau 12 mm.

Padahal, seharusnya memakai kaca berjenis laminated tempered dengan ketebalan 3 lapis atau sekitar 3,6 cm.****

Rekomendasi