

inNalar.com – Sejak Kerajaan Arab Saudi meluncurkan Saudi Vision 2030, Proyek Neom City menjadi salah satu program ‘gila’ yang paling mengundang perhatian publik.
Salah satu rancangan proyek yang cukup mencengangkan ini adalah Trojena. Kota berkonsep futuristik ini digadang bakal merombak lanskap bukit pasir menjadi destinasi wisata alam pegunungan.
Pariwisata berkonsep alam pegunungan ini posisinya berada di 50 kilometer dari Teluk Aqaba.
Ketinggian daerahnya berkisar 1.500 – 2.600 meter, sehingga wisatawan akan merasakan sensasi dinginnya Gunung Neom.
Bahkan digadang suhunya akan lebih terasa dingin dibanding negara-negara di kawasan teluk lainnya.
Dengan memperhatikan konsep pembangunan berkelanjutan, wisatawan akan semakin merasakan eksklusivitas daerah pegunungan yang membentang lebih dari 1.400 kilometer persegi ini.
Sebab dari total luas wilayah di Pegunungan Neom ini, hanya akan ada 5 persen yang terbangun.
Philip Gullett, Direktur Eksekutif Trojena mengungkap bahwa kota futuristik Arab Saudi yang dibangun dari nol ini tidak hanya menyajikan kenyamanan bagi wisatawan saja.
Trojena akan dirancang untuk memberikan kenyamanan bagi penghuninya, entah dalam rangka sekadar berwisata atau kah dalam rangka bekerja.
Akan ada sejumlah resor ski gunung dengan desa vertikal serta danau buatan yang luasnya mencapai 3 kilometer.
Dengan konsep sedemikian megahnya, Arab Saudi berkolaborasi dengan sejumlah investor asing dan perusahaan lokal guna meraup dana investasi sebesar US$ 500 miliar.
Ditargetkan pada tahun 2026, destinasi wisata pegunungan beserta tempat peristirahatan dan fasilitas penunjang lainnya bakal rampung.
Dengan begitu pendapatan per tahun dari berbagai sektor ekonomi terpadu dari Proyek Neom City Arab Saudi ini bisa bercuan hingga US$ 100 miliar.
Sejumlah destinasi wisata gunung di Kota Trojena ini akan dibangun seluas 60 kilometer persegi.
Trojena akan menjadi salah satu pusat kemegahan ekonomi Arab Saudi berbasis pariwisata berkonsep pegunungan yang dibangun di kota megafuristik yang ukurannya 33 kali lipat New York.
Tidak heran jika publik memandang proyek ini sebagai rancangan fantastis yang penuh dengan tantangan.
Pasalnya Arab Saudi tidak hanya membangun kota dari nol, tetapi juga mengubah lanskap tandus menjadi mesin ekonomi bernominal sangat fantastis.***