

inNalar.com – Kementerian PUPR akhirnya telah merampungkan program duplikasi 9 jembatan sepuh di Provinsi Jawa Timur.
Jembatan tua yang masuk dalam daftar program penggantian Jembatan Callender Hamilton berada di antara dua daerah yang saling terhubung, di antaranya ada di Banyuwangi, Trenggalek, Tulungagung, Jember dan Blitar
Program pemugaran infrastruktur penghubung dua wilayah ini diketahui menjadi bagian dari kebijakan antisipatif pemerintah untuk memastikan aktivitas ekonomi masyarakat jelang Natal dan Tahun Baru 2024.
Melansir dari laman Kementerian PUPR, biaya total penggantian sembilan jembatan tersebut diketahui mencapai Rp582 miliar.
Adapun skema pendanaan yang digunakan adalah Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dengan masa konsesinya selama 12 tahun.
Hingga kini, kesembilan jembatan kuno di Jawa Timur yang disebut telah selesai realisasinya di antaranya sebagai berikut.
Jembatan Wirolegi yang menghubungkan Kabupaten Jember dan Banyuwangi, dengan panjang bentang 35 meter.
Kemudian, Jembatan Trisula Lama yang menjadi penghubung Kota Blitar dan Kabupaten Tulungagung sepanjang 170 meter.
Ada pula Jembatan Teleng yang berlokasi di Jalan Raya Tompak Rinjing sepanjang 60 meter, Jembatan Kangkung sepanjang 80 meter di Jalan Raya penghubung Pacitan dan Trenggalek.
Selain itu, masih ada pula Jembatan Munjungan di Kabupaten Trenggalek dengan bentang panjang 55 meter.
Selanjutnya, ada Infrastruktur jalan darat penghubung dua wilayah bernama Ngujang dengan bentang 150 meter berlokasi di Kabupaten Tulungagung.
Jembatan Bandar Ngalim di Kota Kediri yang memiliki panjang 142 meter, sedangkan di Kabupaten Bojonegoro ada pula Jembatan Jetak sepanjang 50 meter.
Mengenai spesifikasi bahan yang digunakan sebagai pengganti infrastruktur lama ini, PUPR mengganti kesembilan jalan penghubung dengan model Steel Box Girder.
Jenis ini diketahui mampu tahan terhadap beban dan tekanan, serta tahan terhadap korosi saat cuaca ekstrem melanda.
Jembatan tipe ini juga memiliki ketahanan yang stabil dan kuat, serta pemeliharaannya cenderung mudah dibanding jenis jembatan lainnya.
Pemilihan infrastruktur yang dinilai tua oleh Pemerintah Pusat berpatokan pada usia penggunaannya yang telah melebihi 40 tahun masa penggunaan.
Pemilihan jenis ini dipilih karena memiliki desain yang mampu menghasilkan dimensi dari rangka batang cenderung relatif lebih kecil dibanding pemilihan rangka baja jenis lainnya.
Adapun yang terakhir infrastruktur penghubung dua wilayah di Kabupaten Banyuwangi, Jembatan Kalitakir sepanjang 50 meter.
Endra S. Atmawidjaja selaku Juru Bicara Kementerian PUPR mengungkap bahwa pihak pemerintah melalui PUPR akan memastikan konektivitas antar wilayah yang diproyeksikan bakal dilalui oleh arus orang dan barang.
Mengingat momen arus lalu lintas akan cenderung padat, kebutuuhan untuk memugar jembatan menjadi perhatian pemerintah agar distribusi logistik pun juga tetap lancar dan juga efisien.***