Biaya Lebih Mahal 3-4 Kali Lipat, Proyek Tambang Bawah Tanah Diramalkan Bakal Jadi Tren di Masa Mendatang

inNalar.com – Tambang bawah tanah adalah salah satu proyek yang saat ini tengah dijalankan oleh pemerintah Indonesia.

Terlebih baru-baru ini telah dikembangkan beberapa proyek pembangunan tambang bawah tanah. Seperti tambang bawah tanah di Kalimantan Selatan.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Bidang Tata Kelola Minerba, Irwandy Arif bahkan memprediksi bahwa tren tambang bawah tanah kini akan semakin banyak kedepannya.

Baca Juga: Punya Kapasitas 350 Liter per Detik, IKN Bakal Punya 2 Unit IPA untuk Penuhi Kebutuhan Air Minum yang Aman

Pasalnya, cadangan dekat permukaan akan terus tergerus sehingga semakin sedikit.

Kenyataannya biaya dalam menjalankan penambangan tersebut cukup tinggi sehingga anggaran yang dikeluarkan di awal pun harus besar.

Meski begitu, ternyata pertambangan tipe ini mempunyai risiko kerusakan jauh lebih kecil apabila dilakukan.

Baca Juga: Dulu Bekas Penambangan Pasir, Kini Berubah Jadi Wisata Danau Cantik yang Berjarak 30 Menit dari Kota Bogor, Dimana?

Terutama jika dibandingkan dengan proyek pertambangan yang dilakukan di permukaan.

Tentu biaya yang banyak tersebut menjadi tantangan tersendiri di masa depan. Teknologi yang digunakan pun harus canggih.

Melansir dari laman Kementerian ESDM, biaya yang tinggi tersebut diakibatkan adanya tambahan biaya penyanggaan, ventilasi dan lainnya.

Baca Juga: Rugikan Negara 14,4 Miliar, Ruko Tambang Bitcoin Ilegal yang Curi Arus Listrik PLN di Sumatera Utara Digerebek Polisi

Adapun biaya operasional tambang bawah tanah bisa mencapai dua kali lebih mahal daripada tambang terbuka.

Sedangkan biaya modal tambang bawah tanah dapat mencapai 3-4 kali lipat jauh lebih tinggi daripada tambang terbuka.

Irwandy menjelaskan bahwa biaya ini memang lebih besar, akan tetapi dengan adanya disruption technologies beberapa biaya nantinya dapat terpangkas.

Baca Juga: Telan Rp121,9 Miliar, 607 Hunian Tak Layak di Kawasan Danau Toba Sumut Ini Diubah Jadi Homestay Modern Khas Suku Batak

Ia menjelaskan bahwa peluang sekaligus masa depan tambang bawah tanah akan terus meningkat di Indonesia.

Hal ini karena deposit berkadar tinggi akan semakin berkurang di dekat permukaan untuk dilakukan penambangan.

Artinya, dengan bertambahnya kedalaman deposit tersebut akan menyulitkan penambangan apabila menerapkan sistem tambang terbuka.

Baca Juga: Telan Rp6 Miliar, Proyek Jembatan di Karawang Ini Dulunya Mangkrak Kini Dilanjutkan Lagi, Awal 2024 Sudah Bisa Dipakai?

Pasalnya, proses penambangan ini akan dibatasi oleh Stripping Ratio. Kemudian ditemukanlah teknologi baru dalam peralatan tambang bawah tanah.

Selain itu, pengetatan dan pembatasan tentang masalah lingkungan serta berkurangnya mobilitas peralatan mekanik menjadi alasan tersendiri mulai dilakukannya tambang bawah tanah.***

Rekomendasi