
inNalar.com – Setiap tahun, umat Muslim di seluruh dunia menjalani puasa Ramadhan—sebuah ibadah yang bukan hanya soal menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang kedisiplinan, ketahanan, dan ujian bagi para pecinta kuliner.
Namun, di luar dimensi spiritualnya, tahukah Anda bahwa puasa Ramadhan juga memiliki kemiripan dengan tren diet modern yang sedang naik daun, yaitu Intermittent Fasting (IF)?
Ya, konsepnya serupa: makan dalam jangka waktu terbatas, lalu membiarkan tubuh ‘beristirahat’ dari proses pencernaan selama beberapa jam.
Lalu apa yang menjadi perbedaannya? Betul, satu dilakukan karena keimanan, yang lainnya karena keinginan menyingkirkan lemak perut dan mendapat tubuh impian.
Bagi sebagian orang, puasa Ramadhan menjadi kesempatan emas untuk menurunkan berat badan. Dengan waktu makan yang terbatas hanya di malam hari, secara teori, asupan kalori pun berkurang.
Sayangnya, teori ini sering kali berakhir tragis ketika seseorang justru membalas dendam di waktu berbuka dengan segunung gorengan dan es sirup berwarna mencolok yang lebih cocok digunakan sebagai bahan eksperimen kimia ketimbang diminum.
Baca Juga: Variasi Menu Sahur Praktis Seminggu Tinggi Protein ala Rice Bowl: Awet Kenyang dan Diet Makin Happy!
Di sisi lain, intermittent fasting, menawarkan pendekatan yang lebih terkontrol. Metode ini mendorong tubuh untuk menggunakan cadangan lemak sebagai sumber energi, bukan hanya bergantung pada asupan makanan yang masuk.
Artinya, jika diterapkan dengan benar, puasa Ramadhan dapat menjadi strategi ampuh untuk membakar lemak dan meningkatkan metabolisme.
Tidak hanya membantu menurunkan berat badan, puasa juga memiliki sederet manfaat lain yang membuatnya tampak seperti obat ajaib alami. Berikut beberapa di antaranya:
1. Mengatur Hormon dan Memperbaiki Sel Tubuh
Saat berpuasa, hormon pertumbuhan meningkat, insulin menurun, dan tubuh memasuki mode autophagy, yaitu proses ‘pembersihan’ sel-sel rusak yang jika dibiarkan bisa menyebabkan berbagai penyakit.
2. Membakar Lemak dan Mengecilkan Perut Buncit
Puasa mendorong tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi utama. Ini berarti, perut buncit yang selama ini menjadi tanda ‘kemakmuran’ bisa perlahan menghilang.
3. Menurunkan Risiko Diabetes
Dengan meningkatkan sensitivitas insulin, puasa membantu tubuh mengelola gula darah lebih baik, sehingga mengurangi risiko diabetes tipe 2.
4. Meningkatkan Fungsi Otak
Puasa memicu produksi BDNF (Brain-Derived Neurotrophic Factor), yang membantu meningkatkan fungsi otak dan melindunginya dari penyakit neurodegeneratif.
5. Memperbaiki Pola Tidur
Tidak lagi makan tengah malam bisa membantu tubuh mengatur ritme sirkadian, sehingga tidur lebih nyenyak dan berkualitas.
6. Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh
Dengan merangsang produksi sel darah putih, puasa membantu meningkatkan sistem imun, membuat tubuh lebih tahan terhadap penyakit.
Lalu, bagaimana cara atau metode untuk melakukan intermittent fasting? Tertarik mencoba IF tapi bingung harus mulai dari mana? Berikut beberapa metode yang bisa dicoba ala dr. Santi dilansir dari YouTube Sonora FM.
Baca Juga: 5 Tips Mencegah Burnout Mahasiswa Tingkat Akhir, Begini Caranya
• Puasa 12 Jam: Ideal untuk pemula. Puasa selama 12 jam, lalu makan di jendela waktu 12 jam berikutnya.
• Puasa 16:8: Puasa 16 jam, makan hanya dalam 8 jam. Biasanya dilakukan dengan melewatkan sarapan dan hanya makan siang serta malam.
• Puasa 24 Jam: Berpuasa satu hari penuh sekali atau dua kali seminggu. Ini mungkin terdengar ekstrem, tapi bisa memberikan manfaat kesehatan yang luar biasa.
• Puasa 5:2: Makan normal selama lima hari, lalu membatasi asupan kalori (500-600 kalori) selama dua hari dalam seminggu.
Baik puasa Ramadhan maupun intermittent fasting memiliki manfaat luar biasa bagi tubuh. Tapi sayangnya, manfaat ini sering kali hilang gara-gara pola makan yang salah.
Apa gunanya puasa seharian jika saat berbuka malah kalap dengan makanan berminyak dan minuman manis berlebihan?
Jadi, jika ingin mendapatkan manfaat maksimal, kendalikan apa yang masuk ke dalam tubuh saat waktu makan tiba, ya! ***