

inNalar.com – Pecahan batu yang jatuh ke Bumi dari luar angkasa dalam bentuk meteor yang sangat berapi-api telah menjadi objek perhatian, kekaguman, mitos , dan bahkan pemujaan agama selama ribuan tahun.
Dilansir inNalar.com dari laman situs The Conversation, Gideon Lombaard, seorang petani di provinsi Northern Cape, mencurigai apa yang ditemukannya berupa dua pecahan meteorit.
Mateorit berharga ini ditemukan oleh seorang petani di Afrika Selatan setelah menjadi puing-puing karena terbakar saat masuk ke Bumi.
Meteorit yang diklasifikasikan oleh banyak negara sebagai bagian integral dari warisan alam komunal dan banyak dicari oleh museum dan kolektor pribadi.
Pada akhir tahun 2021 di Afrika Selatan merupakan salah satu tempat untuk meneliti penemuan benda meteorit.
Jika penemuan Gideon Lombaard terbukti benar, ini akan menjadi penemuan meteorit pertama di Afrika Selatan dalam kurun waktu 40 tahun terakhir.
Baca Juga: Menari di Atas Kobaran Api! Tari Zapin Api Sarat Budaya dan Mistis Ditemukan di Pulau…
Penemuan ini berlokasi di di Provinsi Northern Cape dan akan menambah jumlah meteorit yang terdaftar dari sebelumnya 49 menjadi 51.
Meteorit sendiri adalah potongan puing-puing luar angkasa berbatu yang selamat dari tabrakan dengan Bumi.
Meteorit biasanya ditemukan oleh seseorang yang melihat batu yang tidak biasa saat berjalan-jalan yang disebut “penemuan”.
Baca Juga: 5 Fakta Unik Agar Dirimu Lebih Terlihat Cerdas dan Berwawasan: Ada Cabai yang Buat Nyawa Melayang!
Namun, sekitar 2% meteorit diklasifikasikan terjatuh karena diambil setelah peristiwa bola api meteor yang disaksikan.
Keluarga meteorit terdiri dari beberapa jenis batuan yang berbeda. Sebagian kecil dari sekitar 72.000 meteorit yang ditemukan secara global.
Mayoritas meteor tersebut berasal dari sabuk asteroid yang terletak di antara orbit Mars dan Jupiter.
Baca Juga: Ada Dana Hasil Riba, Buya Yahya Jelaskan Cara Bersihkan Harta Haram, Jangan Sekalipun Disimpan!
Meteorit tersebut merupakan pecahan peluru dari tabrakan masa lalu antara beberapa asteroid yang terlempar ke orbit yang akhirnya melintasi jalur Bumi.
Menemukan meteorit tidaklah mudah, sehingga penemuan oleh Lombaard menjadi semakin penting.
Karena berasal dari luar angkasa, meteorit biasanya mengandung besi dalam bentuk logam atau sulfida, yang keduanya mulai rusak dengan cepat ketika bersentuhan dengan oksigen bebas dan air.
Baca Juga: Pengamat Akui Langkah Tegas PSSI soal Pemanggilan Pemain ke Asian Games Bernilai Positif
Oleh karena itu tidak mengherankan jika hampir 80% dari seluruh meteorit telah ditemukan di tempat yang iklimnya kering membantu pelestariannya, yaitu Antartika dan gurun Sahara.
Meteorit biasanya dilapisi kerak fusi gelap selama perjalanannya yang berapi-api melalui atmosfer.
pada penemuan yang diberikan oleh seorang petani Afrika tersebut nantinya akan dilakukan pengujian dengan yang ditemukannya tersebut.
Setelah melakukan serangkaian pengujian terhadap pecahan-pecahan tersebut, para peneliti mengungkap jika kedua pecahan tersebut berasal dari peristiwa meteor yang berbeda.
Pada bulan Agustus, komite tata nama Meteoritical Society , yang mengadili semua pengajuan meteorit baru, secara resmi menyatakan bahwa kedua pecahan tersebut adalah meteorit yang berbeda.
Kedua benda meteorit tersebut diberikan nama Brierskop dan Wolfkop hal ini berdasarkan nama bangunan terkenal di dekat lokasi penemuan mereka.
Baca Juga: Luasnya 7,650 Ha, Perusahaan Marmer di Jawa Timur Ini Dijual Pemerintah ke Pihak Swasta, Lokasinya…
Penemuan ganda Lombaard menambah jumlah meteorit yang terkonfirmasi di Afrika Selatan menjadi 51 dan menjadi yang tertinggi di Afrika Sub-Sahara.
Pada negara lain tercatat, Namibia memiliki 18 meteorit yang dikonfirmasi, Botswana 12, Zimbabwe 4, dan Lesotho dan eSwatini masing-masing satu.
Namun, dibandingkan dengan lebih dari 14.000 meteorit yang ditemukan dari gurun Sahara, jumlah meteorit yang ditemukan di Afrika bagian selatan sangatlah kecil.
Dengan demikian, program kesadaran dan pencarian pendidikan meteorit nasional yang terpadu dapat memberikan manfaat yang besar.***