Bermodal Rp13 Triliun, Dhoho Kediri Jadi Bandara Internasional Pertama yang Tak Sentuh APBN Sama Sekali

 

inNalar.com – Di tengah perkembangan infrastruktur di Indonesia, Bandara Internasional Dhoho Kediri muncul sebagai simbol inovasi dan keberanian dalam investasi.

Bandara Internasional Dhoho Kediri di resmikan oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi RI pada era Jokowi, yaitu Luhut Binsar Pandjaitan.

Peresmian Bandara Internasional pertama yang dibangun tanpa menggunakan biaya APBN ini diresmikan berbarengan dengan Ground Breaking Akses Jalan Tol di Wilayah Kabupaten Kediri, pada Jumat (18/10/2024).

Baca Juga: Pangkas 72 Jam Perjalanan, Proyek Sokongan China di Thailand Ini Dinilai Kontroversial, Kok Bisa?

Investor utama dari pembangunan proyek ini adalah PT Surya Dhoho Investama yang merupakan anak perusahaan PT Gudang Garam.

Inisiatif pembangunan fasilitas berakar dari visi untuk meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas di wilayah Jawa Timur.

Pada September 2022, perjanjian Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) ditandatangani, menandai langkah awal proyek ambisius ini.

Baca Juga: Negara Lain Pusing Buang Limbah, Swedia Justru Sibuk Impor 800.000 Ton Sampah Setiap Tahun, Ini Alasannya

Dalam perjanjian tersebut, PT Surya Dhoho Investama berkomitmen untuk membangun dan mengelola bandara dengan investasi swasta yang signifikan.

Peletakan batu pertama fasilitas dilakukan secara virtual pada April 2020, karena di tengah tantangan pandemi COVID-19 yang melanda dunia.

Meskipun proses pembebasan lahan sempat terhambat, dedikasi semua pihak yang terlibat membuat pembangunan bandara ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Baca Juga: Uniknya Penduduk Pulau Terluar RI di Sulawesi Utara, Bisa Belanja di Luar Negeri Setiap Hari

Dengan total biaya pembangunan mencapai Rp 13 triliun tanpa melibatkan sedikitpun biaya APBN, bandara ini dibangun di atas lahan seluas sekitar 372 hektar sehingga bisa menampung jutaan penumpang setiap tahunnya.

Bila dilihat dari fasilitas Bandara Internasional Dhoho dirancang dengan sangat baik dan memadai untuk mendukung operasionalnya.

Terdapat landasan pacu sepanjang 3.300 meter dan lebar 45 meter memungkinkan pesawat berbadan besar untuk mendarat dan lepas landas dengan aman.

Baca Juga: Berkomitmen Investasi Rp14,9 Triliun, Perusahaan Otomotif China Siap Bangun Pabrik di Indonesia

Juga ada terminal penumpang yang luas dilengkapi dengan berbagai fasilitas modern, meliputi area check-in yang efisien, ruang tunggu nyaman, serta layanan informasi yang siap membantu penumpang.

Sejak pembukaannya, Bandara Dhoho yang dibangun secara swasta tanpa menggunakan biaya dari APBN ini telah menarik perhatian beberapa maskapai penerbangan.

Baca Juga: Hambur Duit Rp50 Triliun, Proyek Terbengkalai 1.000 Tower SBY di Jawa Barat Berakhir Jadi Tempat Syuting Film Horror

“Inisiatif proyek datang dari pihak swasta dan didukung oleh pemerintah,” ujar Luhut saat masih menjabat sebagai Menko Marves.

Rute penerbangan yang tersedia mencakup tujuan domestik utama serta penerbangan khusus untuk umrah dan haji yang akan di buka mulai dari bulan Desember mendatang.

Sehingga banyak pihak yang berharap keberadaan fasilitas baru ini dapat menjadi katalisator yang dapat mengubah ekonomi daerah Kediri dan sekitarnya.

Dimulai dari sektor pariwisata yang diharapkan bisa mengalami perkembangan karena bandara ini mampu menampung 1,5 juta orang per tahun.

Yang berkemungkinan bisa memberikan dampak positif pada hotel, restoran, dan usaha berupa jasa yang menyediakan pelayan lainnya.

Disisi lain kemungkinan besar keberadaan Bandar udara pertama di Indonesia yang dibangun tanpa penggunaan APBN ini dapat memicu perbaikan dalam segi infrastruktur daerah sekitar di masa yang akan datang.

Karena dalam pembangunannya saja fasilitas ini disertai dengan rencana pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan tol yang menghubungkan Kediri dengan wilayah sekitarnya.***

 

Rekomendasi