Berkenalan dengan Jalur Rempah, Warisan Indonesia yang akan Diajukan dalam Nominasi Budaya Dunia UNESCO

inNalar.com – Pemerintah Republik Indonesia lewat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), 2 tahun belakangan ini berupaya dalam mengajukan Jalur Rempah sebagai nominasi budaya dunia ke UNESCO.

Proyek tersebut diharapkan rampung pada tahun 2024. Pengajuan Jalur Rempah ini diharapkan bisa membawa warisan budaya Indonesia ke kancah Internasional, tidak hanya Jalur Sutra milik China yang lebih banyak dikenal saat ini. Lalu sebenarnya apa jalur rempah itu sendiri ?

Jalur rempah adalah sebutan yang disematkan pada jaringan niaga yang menghubungkan antara belahan Barat dan Timur dunia.

Baca Juga: Marshel Widianto Foto Background Menara Eiffel pada Malam Hari Ternyata Berpotensi Kena Sanksi Hukum

Jaringan ini membentang dari Pantai Barat Kepulauan Jepang, melintasi Kepulauan Indonesia, melalui India, daratan timur tengah dan dari sana berlanjut ke kawasan laut tengah hingga tiba di Eropa.

Bila diukur dalam jarak maka bentangnya mencapai lebih dari 15.000 km dan menjadi jalur yang tidak mudah dilalui, bahkan untuk saat ini.

Jalur rempah juga merupakan salah satu jaringan niaga tertua yang ada dalam peradaban manusia. Jaringan ini dibentuk oleh daerah-daerah sumber dan titik distribusi berbagai komoditi eksotik dari berbagai wilayah di Timur.

Baca Juga: Donetsk dan Luhansk, Dua Wilayah yang jadi Salah Satu Penyebab Konflik Rusia Ukraina, Berikut Ini Profilnya

Jauh sebelum bangsa Eropa datang ke Nusantara, ribuan tahun lalu, Jalur Rempah adalah rute nenek moyang kita menjalin hubungan antarpulau, suku, bangsa, dengan membawa rempah sebagai wadah untuk membentuk asimilasi budaya dan diplomasi di setiap pesinggahan yang mereka datangi. 

Jalur inilah yang akhirnya menghubungkan Nusantara dengan dunia. Datangnya penutur bahasa Austronesia ke Nusantara sekitar 4.500 tahun lalu dengan perahu menjadi awal pertukaran rempah dan komoditas lain antarpulau di Indonesia Timur.

Sejak awal Masehi, Jalur Rempah telah menghubungkan India dan Tiongkok. Tercatat, sudah ada pelaut Jawa yang mendarat di Tiongkok pada abad ke-2 Masehi.

Baca Juga: Peninggalan Bendawi Nekara, Manusia Praaksara Ternyata Sudah Mengenal Alat Musik

Kapal-kapal Nusantara digunakan para biarawan dari Tiongkok untuk pergi belajar agama Buddha di Suvarnadvipa atau Sriwijaya dan di India.

Kerajaan besar Sriwijaya, Mataram Hindu, Singasari, dan Majapahit menjadikan perdagangan rempah sebagai jalur interaksi utama yang menghubungkan Nusantara dengan Asia Tenggara, Tiongkok, Asia Selatan, Asia Barat, hingga ke Afrika Timur. 

Karena itu tak dapat dipungkiri, bahwa jauh sebelum bangsa Eropa melakukan aktivitas perdagangan di Asia Tenggara, para pedagang Nusantara telah turut aktif dalam jaringan perdagangan dunia.

Baca Juga: UAH Berkata, Terdapat Waktu Singkat di Hari Jum’at yang Sangat Mustajab untuk Digunakan Berdoa

Rempah Nusantara dan Asia telah terkenal di Eropa jauh sebelum mereka dikenal di kawasan Nusantara dan Asia.

Posisi strategis yang menghubungkan Samudra Hindia dan Laut Tiongkok Selatan, menghubungkan Asia Timur dengan Asia Barat hingga Timur Tengah, Afrika dan Eropa menjadikan Nusantara sebagai hub penghubung jaringan perdagangan dunia.

Itulah tadi pengertian mengenai jalur rempah, mari dukung segala upaya pemerintah dalam pemajuan budaya.***

 

Rekomendasi