

inNalar.com – Ada yang beda dari infrastruktur jembatan sungai di kawasan jalan tol rute Balikpapan-Samarinda.
Letak paling bedanya, yaitu ketika Jalan Tol Balikpapan-Samarinda memiliki desain jembatan sungai yang dipugar oleh seorang seniman.
Bukan hanya mengunggulkan kecanggihan teknologi ala konsep smart forest city saja.
Pemerintah RI juga mempercayakan seorang seniman untuk membuat desain jembatan sungai di ruas jalan tol Balikpapan-Samarinda.
Dengan harapan desain infrastruktur Jalan Tol di Balikpapan ini nantinya menjadi mahakarya unik hasil perpaduan sains dan seni.
Jika dalam keilmuan sains dan seni seringkali menjadi dua entitas terpisahkan.
Kali ini salah satu infrastruktur pendukung IKN ini mampu membaurkan dua hal tersebut.
Lantas, bagaimana Pemerintah RI membangun sebuah infrastruktur dengan mengintegrasikan sains dan seni?
Seniman yang menggarap desain jembatan sungai di kawasan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda ini juga seorang arsitek.
Seniman arsitek penggagas rupa infrastruktur penghubung jalan tol ini juga dipercayakan untuk mendesain beberapa proyek IKN.
Namanya adalah I Nyoman Nuarta, sosok pematung kenamaan asal Bali yang berhasil menggarap GWK, patung terbesar di dunia.
Jembatan sungai penghubung ruas tol Balikpapan-Samarinda ini dirancang oleh seniman lulusan Institut Teknologi Bandung.
Bagi warga Kalimantan Timur, boleh jadi sering melihat Patung Putri Melenu di kawasan objek wisata Pulau Kumala, Tenggarong.
Patung tersebut juga merupakan hasil karya seniman arsitektur jembatan sungai tersebut.
Rupa ornamen jembatan putih yang elegan ini seolah menjadi wajah perpaduan antara keindahan seni dan kecanggihan teknologi modern.
Sangat cocok dengan konteks era pembangunan infrastruktur yang sudah mulai mengusung tema alam yang diaplikasikan dalam smart city.
Berdasarkan informasi dari instagram pribadi Nyoman Nuarta, infrastruktur penghubung Jalan Tol Balikpapan-Samarinda ini namanya adalah Jembatan Sungai Wain IKN.
Letak jembatan tersebut berada di ruas tol seksi IIIA di sebelah utara dan selatannya.
Jembatan sungai yang ada di sisi utara panjangnya 913 meter, sedangkan pada sisi selatan panjangnya 916 meter.
Selain pada seksi III, Nyoman Nuarta juga mempercantik jembatan di kawasan jalan tol seksi VA.
“desain kedua jembatan ini dibuat oleh seniman Nyoman Nuarta,” dikuti dari Kementerian PUPR.
Sebagai informasi, proyek jembatan ini termasuk ke dalam proyek pembangunan jalan tol pertama di IKN Kalimantan Timur.
Biaya investasi yang dikerahkan guna membangun infrastruktur jalur darat ini mencapai Rp8,5 triliun.
Kelima seksi ruas tol ini telah rampung sejak tahun tiga tahun silam, tepatnya pada tahun 2021.
Topografi wilayah penghubung Balikpapan dan Samarinda ini memang banyak dilalui oleh sungai lebar.
Sehingga pembangunan jembatan sungai diperlukan untuk menyambung jalur tol di wilayah tersebut.
Usai proyek ini berhasil terkoneksi secara utuh dan beroperasi, waktu tempuh antara kedua daerah menjadi sangat dekat.
Akses menuju Bandara Sepinggan pun juga semakin mudah.
Jadi jalan tol ini total panjangnya mencapai 99,55 kilometer dan dibangun menjadi lima seksi.
Ruas tol seksi I dimulai dari Balikpapan-Samboja, kemudian dilanjutkan menuju seksi II menembus Muara Jawa.
Rutenya berlanjut di seksi III menuju Palaran, disambung ke seksi IV hingga Jembatan Mahkota.
Sementara untuk ruas tol seksi V akan berakhir di Karang Joang – Sepinggan.
Jalan Tol Balikpapan-Samarinda ini kini dikenal dengan nama singkatnya, yaitu Tol Balsam.
Keunikan lain dari jalan tol ini bukan hanya soal keunikan desain jembatan sungainya saja.
Namun juga beautifikasi jalan tol juga diperindah dengan beraneka ragam pepohonan di pinggiran jalannya.
Digadang ruas tol yang satu ini menjadi wajah ibukota negara yang baru, tidak heran jika desain bangunan pun dibuat paling beda.***