

inNalar.com – Selain Monako dan Slowakia, Bhutan juga menjadi negara yang tidak memiliki masjid sama sekali dan hanya memiliki satu mushola kecil.
Penduduk di Bhutan 75% menganut agama Buddha Vajrayana, meskipun begitu Bhutan sangat terbuka kepada umat beragama lainnya untuk datang ke Bhutan.
Dilansir inNalar.com dari drukasia, bahwa negara yang dijuluki sebagai negeri Naga Guntur ini juga tidak memiliki restoran yang bersertifikat halal. Namun salah satu hotel bernama Le Meridien di kota Thimphu dan Paro menawarkan daging bersertifikat halal.
Selain itu, penduduk Bhutan memang terkenal sering melakukan diet vegan atau vegetarian.
Meskipun tidak memiliki masjid sama sekali, di kawasan Bumthang Ura Hwy menyediakan bangunan yang terdiri dari empat bagian dan digunakan sebagai musola umat muslim dan tempat ibadah umat Hindu, Sikh, dan Kristen.
Bhutan juga dijuluki sebagai Negeri Naga Guntur karena lembah-lembah yang berada di puncak Himalaya dan masih termasuk wilayah Bhutan sering tersambar guntur.
Kilatan cahaya api yang berasal dari guntur itulah yang diyakini masyarakat sebagai ekor dari seekor naga.
Jika membahas mengenai negara Bhutan yang penuh keunikan ini, maka tidak bisa dipisahkan dari keromantisan Raja dan Ratu mereka yang terkenal hingga ke Britania Raya.
Banyak masyarakat dunia menyandingkan Raja Jigme dan Ratu Jetsun dari Bhutan dengan Pangeran William dan Kate Middleton versi Himalaya.
Baca Juga: Intip 5 Kesenian Khas Banyumas Jawa Tengah yang Masih Kental Dilakukan Masyarakat
Selain itu kisah cinta mereka menjadi inspirasi anak-anak muda Bhutan karena dianggap bak cerita dalam dongeng yang berakhir bahagia.
Ratu Jetsun Pema bukanlah berasal dari keluarga kerajaan dan merupakan seorang putri dari pilot maskapai biasa namun masih memiliki garis keturunan bangsawan.
Pertemuan Raja Jigme dan Ratu Jetsun dikabarkan saat Ratu Jetsun masih berusia 7 tahun dan pergi ke sebuah acara piknik, kemudian bertemu dengan putra mahkota berusia 17 tahun yang kini dikenal sebagai Raja Jigme.
14 tahun kemudian mereka melangsungkan pernikahan dan menjadikan Ratu Jetsun sebagai ratu yang berasal dari kalangan biasa.
Meskipun banyak orang yang mempertanyakan keputusan Raja Jigme untuk memperistri sang Ratu, namun ia berhasil meyakinkan keputusannya, hal ini karena ia menunjukkan kriteria seorang ratu yang ada dalam Ratu Jetsun.
Namun kebaikan hati dan keramahan yang dimiliki oleh Ratu Jetsun diakui oleh semua rakyatnya, sekaligus dia sangat dipuja dan dicintai rakyatnya dengan program-program yang ia buat untuk kaum perempuan dan anak-anak di Bhutan.***