Berjuluk ‘Little Arab’, Kawasan Sejuk Bogor Setinggi 1.500 Mdpl Ini Ada ‘Hubungan Spesial’ dengan Timur Tengah?


inNalar.com –
Sebelum pandemi, kawasan Puncak Bogor Cianjur di Jawa Barat menjadi surga wisata bagi berbagai kalangan khususnya negara-negara Timur Tengah.

Kondisi tersebut terbukti dengan adanya julukan Jabal al-Jannah yang berarti gunung surga bagi kawasan Puncak yang memiliki udara sejuk ini menjadi favorit turis Arab.

Sebagai wilayah pegunungan di Kabupaten Bogor, bahkan ada sebagian wilayah di Puncak beberapa dekade terakhir menjadi kawasan “negeri Arab”.

Baca Juga: Kuras APBN Rp3,4 Triliun, IKN Dihiasi Proyek Bebas Hambatan, Ternyata Begini Kini Kondisinya

Situasi ini terlihat karena ada banyak hal juga tempat-tempat yang bernuansa dan budaya Timur Tengah.

Kawasan sekitar Cipanas Cianjur yang sering menjadi destinasi dataran tinggi ini memang kental dengan nuansa Arab.

Di beberapa lokasi berdekatan dengan kompleks villa bahkan terdapat banyak pertokoan, restoran, sampai layanan jasa yang penulisan papan namanya menggunakan huruf Arab.

Baca Juga: 3 Tahun Perjalanan Holding Ultra Mikro BRI Group Gaet 176 Juta Nasabah dan 36,1 Juta Debitur

Karena itu, tidak heran jika kawasan Puncak Cianjur ini pernah mendapat predikat Oasis sebagai Timur Tengah-nya Indonesia, bahkan ada yang menyebut dengan “Little Arab” Indonesia.

Bahkan terdapat dua desa yang menjadi primadona bagi wisatawan, khususnya turis dari Arab Saudi dan negara Timur Tengah lainnya.

Dua desa tersebut yaitu Tugu Utara dan Tugu Selatan. Tidak heran jika di jalanan dua desa ini bertebaran tulisan dalam huruf Arab.

Baca Juga: Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Kalimantan Timur, Samarinda Termasuk Tapi Bukan Nomor 1

Papan nama usaha yang ada di sekitar desa ini kebanyakan bertuliskan huruf Arab. Bahkan, warga di dua desa ini kebanyakan fasih berbahasa Arab.

Namun terdapat kontroversi perihal keberadaan orang Arab di wilayah Puncak, yaitu adanya tradisi kawin kontrak yang dilakukan oleh turis Arab yang datang menggunakan visa wisata.

Fenomena ini bisa dibenarkan khususnya di daerah sekitar Puncak Pass.

Baca Juga: Bertabur Investasi Rp13,5 Triliun! Megaproyek Jalan Tol Pertama Aceh Beres Tanpa Drama, Ada ‘Mantra’ Khusus?

Fenomena itu sering terjadi kabarnya saat turis Arab yang datang ke Indonesia khususnya pada momen lebaran haji, tidak sedikit warga Timur Tengah yang datang.

Orang Arab di kawasan Puncak memang sudah seperti bagian dari identitas kawasan ini.

Meski begitu, wisatawan Timur Tengah sempat tak lagi datang ke kawasan Puncak karena adanya pembatasan perjalanan di negaranya.

Baca Juga: Kalimantan Barat Didominasi Etnis Tionghoa, Makanan Ini Jadi Primadona Kuliner Khas Pontianak: Pernah Coba?

Situasi ini membuat wisata seperti kuliner khas Arab di Puncak mulai berguguran pasca adanya perbatasan dan syarat yang ketat dalam prosesi penerbangan saat itu.

Pada dasarnya, sumber informasi mengenai rekam jejak orang Arab di Puncak tidak bisa dipastikan dengan jelas karena sumber informasi yang minim.

Namun terdapat beberapa peninggalan sejarah di kawasan Puncak yang ada kemungkinan hubungannya dengan kebudayaan Arab.

Baca Juga: Gegerkan Sumatera Utara! Megaproyek Rp321 Miliar Ini Satukan Nias Utara dan Nias Barat

Salah satunya adalah makam Syekh Abdul Muhyi, ulama asal Yaman yang datang ke Puncak pada abad ke-17 dan menjadi tempat ziarah juga saksi sejarah keberadaan ulama Arab di Puncak.

Keberadaan makam Syekh Abdul Muhyi ini bisa dianggap sebagai bukti sejarah hadirnya ulama Arab di wilayah ini pada masa lampau.

Sebagai informasi tambahan, kawasan puncak Bogor ini suhunya sejuk sebab ketinggiannya mencapai 1.500 mdpl.***

Rekomendasi