

inNalar.com – Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah mencapai kemajuan besar dalam pembangunan infrastruktur air, terutama melalui pembangunan bendungan.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk memastikan ketersediaan air untuk berbagai kebutuhan seperti irigasi, air baku, pengendali banjir, serta pembangkit listrik.
Menurut Presiden Jokowi, air adalah sumber kehidupan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat dan pertanian.
Baca Juga: Satukan Batam-Singapura, Proyek Jembatan Sepanjang 7 KM di Kepulauan Riau Bakal Salip Rekor Suramadu
Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya air di seluruh provinsi di Indonesia telah menjadi prioritas utama pemerintah.
Manfaat air, sebagaimana disampaikan oleh Presiden Jokowi, antara lain sebagai air baku untuk kehidupan, untuk irigasi sawah, dan untuk membantu pengurangan banjir.
Pada Agustus 2024, Presiden Joko Widodo, yang didampingi oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, meresmikan Bendungan Margatiga.
Waduk ini terletak di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Waduk Margatiga adalah DAM ke-44 yang diresmikan dalam 10 tahun pemerintahan Kabinet Indonesia Maju.
Tepatnya pada tahun 2017, bendungan terbesar di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung ini mulai dibangun.
Baca Juga: Terpendam di Hutan Nusantara, Kampus Kuno Terbesar se-Asia Tenggara Ini Ternyata Ada di Jambi
Dam ini menjadi salah satu contoh konkret dari inisiatif besar dalam pengelolaan sumber daya air di Indonesia.
Dengan memanfaatkan teknologi digital, pembangunan Bendungan Margatiga mengadopsi inovasi Building Information Modelling (BIM) atau Dimensi Konstruksi Digital.
Teknologi BIM yang diterapkan pada proyek ini mencakup pemodelan realitas dalam tahap pemetaan digital, pemodelan 3D, shop drawing, serta model as-built pada saat produksi
Baca Juga: Dipugar Rp450 Miliar, Terminal Bus Terbesar se-Asia Tenggara di Jakarta Timur Fasilitasnya Setara Bandara.
Diharapkan tanggul ini dapat berfungsi secara optimal untuk irigasi, penyediaan air baku, pembangkit listrik, dan pengurangan banjir di bagian hilir.
Selain itu, diharapkan produktivitas pertanian yang bergantung pada bendungan ini dapat meningkat secara signifikan.
Dam ini memiliki luas genangan mencapai 2.217,84 hektare dan kapasitas tampung sebesar 42,31 juta meter kubik, dengan anggaran pembangunan sekitar Rp846 miliar, melansir dari Kementerian PUPR.
Selain itu, juga memiliki kapasitas untuk menyediakan air baku sebesar 800 liter per detik sehingga dapat mengurangi risiko banjir di daerah sekitarnya.
Dalam acara peresmiannya, Presiden Jokowi menekankan bahwa bendungan ini juga diharapkan dapat mendukung irigasi untuk lahan pertanian seluas 16.588 hektar.
Dam seperti Margatiga dirancang untuk memastikan pasokan air irigasi yang cukup bagi lahan pertanian di sekitarnya.
Sehingga harapannya dapat meningkatkan produktivitas pertanian di daerah-daerah yang sering mengalami kekurangan air selama musim kemarau.
Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho, menyatakan bahwa Bendungan Margatiga berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya di kawasan Lampung.
Sebab, pasokan air yang stabil memungkinkan petani menanam dua hingga tiga kali dalam setahun.
Sementara itu, Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Bob Arthur Lombogia, menjelaskan bahwa fungsi dam seperti Margatiga tidak terbatas pada irigasi saja.
Tetapi juga sebagai sumber air baku yang penting serta sebagai sarana pengendalian banjir di Lampung Timur dan sekitarnya.
Dengan kapasitas tampung air sebesar 42,31 juta meter kubik, bendungan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang besar terhadap kesejahteraan masyarakat setempat.***(Aliya Farras Prastina)