

inNalar.com – Kalimantan Selatan kini memiliki pusat landmark termegah yang berhasil mencuri perhatian masyarakatnya.
Usai menghabiskan waktu pembangunan selama 6 bulan, akhirnya Tugu Titik Nol Kilometer Banjarbaru telah berdiri menjadi simbol kesejarahan kotanya.
Tidak hanya menjadi simbol kebanggaan warga, tugu bergaya modern ini juga menjadi penanda mulainya kemajuan infrastruktur di wilayahnya.
Pantaslah terlihat megah, rupanya anggaran daerah yang tersedot untuk pembiayaan proyek ini mencapai Rp1,7 miliar.
Patut diacungi jempol, sebab proyek ini mampu selesai sesuai dengan target pengerjaannya yang disepakati pengerjaannya selama 180 hari kalender.
Tepat pada Jumat, 29 Desember 2023, Wali Kota Banjarbaru H. M. Aditya Mufti Arifin spesial meresmikan Tugu Titik Nol Kilometer ini saat malam hari.
Berhiaskan lampu temaram kekuningan yang mengelilingi 20 pilar lorong waktu, peresmian tersebut rupanya menyimpan pesan filosofis dan nilai kesejarahan di balik suasana yang dibangun saat itu.
Rupanya tugu ini tidak hanya sekadar hiasan yang mengusung tema modern futuristik saja, melainkan keunikannya membawakan pesan untuk seluruh masyarakatnya.
Sebagai gambarannya, terdapat puluhan pilar berbentuk terowongan dilengkapi dengan lampu yang akan menyala indah saat malam hari.
Tidak jauh dari sana, ada pula panggung berbentuk lingkaran yang menjadi simbol pusat dari titik tengah perkotaannya.
Apabila ditarik lurus, lingkaran tersebut linier dengan gedung kantor wali kota dan Lapangan Murdjani.
Selain itu, ada pula hiasan ornamen membentuk daun bangkal. Tanaman ini agaknya dipilih oleh Pemerintah Kota Banjarbaru sebab merupakan tanaman yang khas tumbuh di Kalimantan Selatan.
Tidak jauh dari titik lingkaran utama, terlihat pula sebuah pelakat bertuliskan ‘Wabul Sawi’ yang merupakan singkatan dari ‘Wani Baidabul’.
Melansir dari Media center Kota Banjarbaru, arti lanjutan dari frasa tersebut adalah ‘Sanggup Menggawi’.
Jika diurai maknanya, maka pesan yang dapat dipahami adalah ketika kita berani berniat untuk melakukan sesuatu, maka kita harus berani untuk mewujudkannya.
Keberadaan lorong waktu rupanya juga menjadi pembawa pesan bagi masyarakat bahwa tanah Banjarbaru bukan hanya sekadar sebuah lahan dimana mereka tinggali.
Namun juga menyimpan pahit manis perjalanan pembangunan kota yang tidak terlepas dari jasa para veteran.
Sehingga kehadiran para saksi sejarah dalam peresmiannya membuat pesan filosofis tergambar jelas bagi para warganya.
Desain futuristik ini tak hanya menjadi penanda kemajuan pembangunan di Kalimantan Selatan, tetapi juga diharapkan pula para generasi muda memahami kesejarahan yang menopang masa depan daerahnya.
Sebagai informasi tambahan, Tugu Titik Nol Kilometer ini berlokasi di Jalan A. Yani Km 34,5 dan dibangun di atas lahan yang luasnya mencapai 327 meter persegi.***