

inNalar.com – Dalam pusaran konflik Rusia-Ukraina, Batalyon Azov juga termasuk salah satu sayap militer pro Ukraina yang ikut angkat senjata melawan invasi Putin. Azov adalah unit militer infanteri, dan milisi sayap kanan dari unit cadangan militer Garda Nasional Ukraina.
Unit ini berbasis di Mariupol ,di wilayah pesisir Laut Azov. Awalnya milisi sukarelawan ini dibentuk sebagai Batalyon Azov pada 5 Mei 2014.
Selama kerusuhan pro-Rusia 2014 di Ukraina, Azov telah dilibatkan dan dipersenjatai oleh Kementerian Dalam Negeri Ukraina. Semua anggota unit berada di bawah kontrak Garda Nasional Ukraina.
Baca Juga: Dibalik Konflik Rusia Ukraina, Amerika Serikat Disinyalir Mendukung Milisi Neo Nazi Ukraina
Azov didirikan oleh Andriy Biletsky, yang saat ini juga menjabat sebagai komandan Resimen. Biletsky sendiri pernah membuat pernyataan tentang perang salib, dan supremasi kulit putih melawan Semit Untermenschen.
Ia juga merupakan salah satu pemimpin organisasi Ukraina bernama Majelis Nasional Sosial yang disinyalir punya paham Neo-Nazi.
Lebih dari separuh anggota Batalyon Azov berasal dari Ukraina timur dan berbicara bahasa Rusia. Banyak dari rekrutannya berasal dari kota-kota timur Donetsk dan Luhansk.
Pada awalnya Azov adalah polisi pengawal khusus Kementerian Dalam Negeri Ukraina yang dipimpin oleh Volodymyr Shpara, pemimpin Vasylkiv Kiev.
Di musim panas 2014 Biletsky mengambil alih komando Azov dari Volodymyr Shpara. Sedangkan Shpara sendiri tetap berada di batalyon sebagai komandan Kompi Pertama. Biletsky dan Sphara juga adalah pemimpin dari kelompok politik yang disebut punya paham neo-Nazi, yaitu Patriot Ukraina dan Majelis Nasional Sosial.
Pada Agustus 2014, Biletsky dianugerahi penghargaan militer oleh presiden Ukraina Petro Poroshenko, dan dipromosikan menjadi letnan kolonel di Satuan kepolisian Khusus Kementerian Dalam Negeri.
Sebelumnya pada 10 Juni, Azov memecat wakil komandan Yaroslav Honchar, setelah Honchar membuat pernyataan yang mengkritik tentang penjarahan dan pesta pora di batalyon Azov.
Arsen Avakov, Menteri Dalam Negeri Ukraina yang baru setelah penggulingan pemerintahan Yanukovich, pada 13 April 2014, mengeluarkan sebuah dekrit yang mengizinkan pembentukan pasukan paramiliter baru beranggotakan warga sipil hingga 12.000 orang.
Wakil Avakov, Anton Heraschenko ditugaskan untuk mengawasi proses pembentukan pasukan keamanan baru yang dibentuk dari sukarelawan sipil.
Batalyon Azov sendiri oleh beberapa pihak dicap sebagai kelompok Neo-Nazi. Televisi Jerman ZDF, pernah menayangkan beberapa pejuang Batalyon Azov yang mengenakan helm dengan lambang Swastika dan SS, yang identik dengan Nazi Jerman. Dan pada kesempatan lain, ZDF juga menayangkan beberapa tentara Azov yang dilaporkan memiliki tato SS.
Lambang Batalyon Azov sendiri memang memiliki kemiripan dengan Wolfsangel Nazi. Terlepas dari kemiripannya, Batalyon Azov menyangkal bahwa simbol pada lambang tersebut terkait dengan Nazi Jerman.
Azov menyebut bahwa simbol tersebut hanyalah huruf “N” dan “I” yang disilangkan. Lambang tersebut dinilai mewakili Ide Nasional Ukraina Modern, dan desain itu sendiri mewakili lambang Ukraina.
Juru bicara dan anggota lain dari Batalyon Azov, dan para pejabat pemerintah Ukraina, telah menyangkal bahwa organisasi tersebut terkait dengan paham neo-Nazi, ideologi fasis, atau bahkan Gerakan supremasi kulit putih. Meskipun seorang juru bicara Azov pernah menyatakan bahwa 10% sampai 20% dari anggota kelompok Azov adalah Nazi.
Pada 11 Juni 2015 Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (House of Representatives) mengeluarkan amandemen yang memblokir setiap pelatihan Azov yang didukung oleh militer Amerika, dengan alasan latar belakang neo-Nazi.
Pada 26 Juni, menteri pertahanan Kanada juga menyatakan bahwa militer Kanada tidak akan memberikan dukungan kepada Azov.***