Baru Genap Setahun, Bendungan Senilai Rp2,65 T di Subang Jawa Barat Ini Terbukti Signifikan Reduksi Banjir, Luapannya Tertampung 13,5 Juta M3

inNalar.com – Bagai hujan berkah bagi masyarakat yang tinggal di dua kabupaten yang berada di Jawa Barat ini.

Pasalnya salah satu bendungan yang berlokasi di Kabupaten Subang dan Sumedang ini rupanya sudah mulai terasa manfaatnya.

Padahal peresmian infrastruktur ini baru genap setahun, yakni pada tanggal 27 Desember 2022.

Baca Juga: Aset Terkerek Naik 22 Persen! Tilik Manuver Adaro di Kalimantan Utara, Pemilik PLTA Senilai 2,6 Miliar USD di Malinau Kini Dikuasai ADRO hingga…

Infrastruktur pembawa berkah ini adalah Bendungan Sadawarna yang memang dibangun Kementerian PUPR salah satunya adalah untuk mengendalikan banjir.

Bersyukurnya, ancaman perubahan iklim di masa musim penghujan malah justru dibalikkan menjadi manfaat yang besar bagi masyarakat.

Jadi saat wilayah di Kabupaten Subang dan Sumedang tengah memasuki musim hujan waduk dan embung dapat dioptimalkan manfaatnya untuk menampung air ekstra dari debit banjir.

Baca Juga: Belum Juga Garap Proyek Tembaga Rp16,5 Triliun, Merdeka Copper Gold Alami Penurunan Laba Sampai Minus…

Sehingga saat musim kemarau tiba, tampungan air tersebut menjadi simpanan cadangan ekstra bagi wilayah sekitar infrastruktur.

Dengan begitu, selain pengendalian banjir teratasi, tentu aliran irigasi hingga pemenuhan kebutuhan air baku masyarakat tetap aman terkendali di berbagai musim.

Rupanya efektivitas skema pengendalian banjir tersebut telah terbukti signifikan terjadi pada Bendungan Sadawarna.

Baca Juga: Berani Investasi Rp50 Miliar di Proyek Hotel Nusantara IKN Kalimantan Timur, Ternyata Emiten Properti PANI Punya Tunggakan Pajak Segini

Melansir dari situs Kementerian PUPR, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Kementerian PUPR Bastari membeberkan bahwa pihaknya terus mengupayakan optimalisasi waduk untuk mempersiapkan diri datangnya musim hujan dan kemarau.

Menurutnya, Bendungan Sadawarna telah efektif kendalikan banjir saat musim hujan yang terjadi pada akhir tahun 2022 hingga awal tahun 2023 lalu.

“Sudah ada pengurangan banjir yang signifikan di Pantura Subang pada musim hujan lalu,” ungkap Bastari, dikutip inNalar.com dari situs Kementerian PUPR.

Baca Juga: Makan Waktu 2 Tahun dengan Biaya Rp9 Miliar, Rehabilitasi Jalan Sepanjang 2,5 Km di HSU Kalimantan Selatan Rampung Kapan?

Efektivitas pengendalian banjir terlihat usai waduk ini dilengkapi dengan sistem khusus pintu early release.

Dengan adanya sistem khusus ini debit air saat hujan lebat yang biasanya tembus di ketinggian level +80 ini berkurang menjadi +77,2.

Alhasil luapan air ekstra yang mampu ditampung Bendungan di Subang ini bisa tersimpan hingga 13,5 juta meter kubik.

Baca Juga: Visualnya Futuristik, JPO Pertama di Banjarbaru Kalimantan Selatan Ini Sempat Tuai Kritikan Gegara Biayanya Terlalu Jumbo, Ternyata Habis Segini

Adanya penurunan tinggi muka air ini tentu mengurangi resiko banjir, bahkan mampu menampung air ekstranya guna dimanfaatkan saat musim kemarau tiba.

Dengan demikian, manfaat infrastruktur yang telah menyedot anggaran hingga Rp2,65 triliun ini tidaklah sia-sia.

Pasalnya di musim kemarau pun, pelepasan aliran air berkapasitas 1,4 meter per detik dari bendungan ini menuju hilir Sungai Cipunegara terbukti telah membuat sungainya tidak mengering.

Baca Juga: Terdampak Gempa dan Likuifaksi, Proyek Rekonstruksi Daerah Irigasi di Palu Sulteng Ini Bakal Aliri Lahan 5.800 Hektar, Intip Progresnya

Sebagai informasi tambahan, Kementerian PUPR tengah giat mengoptimalkan manfaat infrastruktur ini dengan membangun jaringan irigasi primer sekitar 2000 hektare di Subang dan 2.400 hektare di Indramayu.

Ditargetkan proyek pembangunan saluran irigasi primer ini bisa mulai pembangun di tahun 2025 mendatang. ***

Rekomendasi