

inNalar.com – Jembatan Kembar merupakan salah satu infrastruktur yang telah diresmikan sejak Maret 2023 lalu oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman.
Jembatan Kembar ini sendiri berlokasi di Kec. Bacukiki Barat, Kota Parepare, Provinsi Sulawesi Selatan.
Infrastruktur yang telah rampung pembangunannya ini menelan anggaran sebesar Rp30 miliar.
Tepatnya lewat Bantuan Keuangan Provinsi Tahun Anggaran 2022 ke Pemerintah Kota Parepare.
Melansir dari Antara, jembatan ini dibangun untuk mengurangi kemacetan di poros nasional antara Makassar dengan Parepare.
Akses jembatan tersebut tentu diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas di dalam kota.
Sekaligus dapat efektif sebagai akses alternatif masyarakat serta diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah setempat.
Sementara itu, Pj Gubernur Sulawesi Selatan yang baru yakni Bahtiar Baharuddin telah meresmikan ulang bangunan jembatan ini pada 9 Januari 2024 lalu.
Jika awalnya memiliki nama Jembatan Kembar, kini diresmikan menjadi nama Jembatan Akbar.
Baca Juga: Makan Biaya Rp89,57 Triliun, Pembangunan Pelabuhan di Makassar Ini Diduga Merusak Ekosistem Pesisir
Anwar Amir selaku Kepala Dinas Kominfo Parepare memberikan keterangan mengenai pengubahan nama tersebut pada 10 Januari 2024.
Perubahan penamaan infrastruktur ini bukan merujuk pada Pj Wali Kota Parepare Akbar Ali, akan tetapi memiliki filosofi dan makna tersendiri.
Anwar mengungkapkan bahwa makna dibalik pemberian nama ini karena dilatarbelakangi oleh ukuran jembatan yang cukup besar dan panjang.
Terutama jika dibandingkan dengan jembatan lain pada umumnya di Parepare.
Penamaan Akbar juga diambil dari ide dan pemikiran besar dari tokoh mantan Gubernur Sulawesi Selatan yakni Andi Sudirman Sulaiman dan Wali Kota Parepare Taufan Pawe.
Tidak heran apabila hal ini dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan pemikiran besar dari tokoh tersebut.
Nama Akbar dapat berarti terpuji dan besar sehingga diharapkan nantinya Jembatan Akbar dapat memberikan keuntungan dan manfaat yang besar bagi masyarakat yang melewatinya.
Ia menjelaskan bahwa penamaan Jembatan Kembar ini tidak memiliki filosofi dan makna yang dalam.
Penamaan tersebut juga dinilai kurang tepat karena kenyataannya infrastruktur ini tidak ada pasangan jembatan yang berdampingan di bagian konstruksinya.
Menurutnya, pengubahan nama jembatan ini sama saja dengan penamaan Stadion Gelora Mandiri yang menjadi Gelora Bj Habibie.
Nama tersebut mengambil dari salah satu tokoh bangsa Indonesia dengan makna dan filosofi mendalam.***