

inNalar.com – Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo mengadakan pertemuan dengan Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk membahas isu penting.
Isu penting ini terkait penurunan muka tanah atau land subsidence dan upaya mitigasi terhadap risiko banjir di pesisir Teluk Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, direncanakan pembangunan tanggul laut raksasa sebagai langkah lanjutan dari arahan Presiden Prabowo dalam retreat di Magelang, Jawa Tengah.
Turut hadir dalam pertemuan ini adalah Menteri Transmigrasi Sulaiman Suryanegara, Wakil Menteri Kementerian Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti.
Kemudian Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah, dan Dirjen Sumber Daya Air Bob Arthur Lombogia.
Tidak lupa, hadir juga Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Triono Junoasmono.
Baca Juga: Habiskan Rp50 Triliun, Indonesia Bakal Punya Stadion Terbesar di Dunia Kalahkan Rungrado 1st Of May
Proyek tanggul laut ini difokuskan pada penanganan penurunan muka tanah di Jakarta dan pencegahan banjir di pesisir teluk Jakarta.
Menteri PU Dody menjelaskan bahwa panjang tanggul yang direncanakan dari Cilegon hingga Gresik diproyeksikan mencapai 958 km.
Ia juga menyebutkan bahwa mereka telah melakukan percobaan pertama sepanjang 43 km dari Tangerang ke Bekasi beberapa tahun lalu.
Percobaan ini dilakukan dengan melibatkan kerja sama pada negara Korea Selatan dan Belanda untuk desain dasarnya.
Kerja sama ini dimulai pada tahun 2016 dengan pembentukan trilateral cooperation untuk memulihkan lingkungan di pesisir.
Kerja sama ini telah melahirkan Project Management Unit National Capital Integrated Coastal Development (PMU NCICD) pada Februari 2017.
Dimana PMU NICD ini bertujuan untuk memulihkan lingkungan di Pesisir Teluk Jakarta serta menghasilkan Integrated Flood Safety Plan (IFSP) untuk pengendalian banjir terpadu.
Proyek ini berfokus pada penyediaan air bersih, peningkatan sanitasi di muara sungai, dan pengendalian banjir.
Untuk mendukung penyediaan air bersih, Kementerian Pekerjaan Umum telah menyelesaikan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jatilihur I.
Diketahui proyek ini mampu menyuplai 4.000 liter air bersih per detik untuk Jakarta, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang.
Saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum juga sedang merencanakan pembangunan SPAM Regional Karian Serpong dengan kapasitas 3.200 liter per detik.
Selain itu juga SPAM Regional Djuanda/Jatiluhur II yang dapat menghasilkan 2.054 liter per detik.
Megaproyek ini akan dibiayai melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Menko AHY menekankan bahwa pembangunan infrastruktur, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN) dan tanggul laut raksasa, menjadi prioritas utama Presiden Prabowo.
Upaya pengendalian banjir akan dilakukan secara menyeluruh. Dimulai dari pembangunan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi sebagai pengendali banjir.
Di bagian tengah terdapat proyek normalisasi Sungai Ciliwung sepanjang 16 km yangselesai tahun 2023.
Begitu juga dengan pembangunan Stasiun Pompa Ancol Sentiong.
Selain itu, akan ada pembangunan tanggul pantai dan muara sungai yang terintegrasi dengan sistem polder, pompa, saluran kolektor, dan pintu air.
Proyek besar ini direncanakan selesai antara 2014 hingga 2024.
Jika penurunan tanah di Jakarta terus berlanjut, solusi terakhir yang direncanakan adalah pembangunan tahap B dari tanggul laut sepanjang 21 km.
Pembangunan ini diproyeksikan yang dapat mengurangi area banjir sebesar 112.000 m².
Selain itu dapat meminimalkan potensi kerugian hingga Rp600 triliun.
AHY menegaskan bahwa proyek ini bertujuan untuk melindungi daratan pesisir utara Jawa, yang merupakan pusat kegiatan ekonomi Indonesia.
Karena tenggelamnya wilayah tersebut dapat mengganggu kestabilan ekonomi di masa depan.*** (Aliya Farras Prastina)