Bandung Raya Naik Kelas! 21 Jalur BRT Modern dan 579 Unit Bus Dikerahkan Guna Urai Kesemrawutan Kota

inNalar.com – Pemerintah Kota Bandung kembali melakukan berbagai upaya untuk mempercepat pembangunan dan penataan jaringan Bus Rapid Transit (BRT) di Bandung Raya.

Dibuatnya moda transportasi modern ini bertujuan untuk meningkatkan akses transportasi umum yang modern, nyaman, dan terintegrasi guna mengurangi macet.

Dilansir inNalar.com dari itdp-indonesia.org, BRT merupakan moda transportasi massal berbasis bus yang telah dikustomisasi dalam hal desain, layanan, dan infrastruktur.

Baca Juga: Kuras Kocek Negara Rp1,65 Triliun Pembangunan Bendungan Lau Simeme di Sumatera Utara Ternyata Rugikan 200 KK

Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sistem dan mengurangi keterlambatan kedatangan dan keberangkatan yang sering terjadi pada sistem bus konvensional.

Setelah perencanaan dan perizinan selesai, pembangunan jalur dan stasiun bus diproyeksikan akan dimulai awal 2025 dan selesai secara bertahap hingga 2027.

Proyek ini akan merampungkan 21 rute, 34 stasiun, 768 halte di luar koridor utama, serta akan disediakan sebanyak 579 unit bus.

Baca Juga: 2,5 Ha Lahan Banten Bakal Dibabat Demi Proyek Filantropis, Aguan Rela Sokong Dana Rp60 Miliar: Mau Garap Apa?

Tidak hanya itu, PJ Wali Kota Bandung, A. Koswara mengadakan Rapat Persiapan Konstruksi dan Penataan Feeder BRT di Balai Kota Bandung pada Selasa, 5 November 2024.

Ia mengusulkan agar setiap stasiun menyediakan fasilitas parkir motor.

Hal ini bertujuan memudahkan masyarakat yang ingin beralih moda dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.

Baca Juga: Megaproyek NEOM, Visi Futuristik Putra Mahkota Arab Saudi MBS yang Boroskan Uang hingga 2 Triliun USD

Koswara juga menyatakan, perlu dibangun jalur khusus untuk Bus Rapid Transit agar membedakan dengan jalan umum lainnya, baik dari segi material maupun estetika.

Jalur khusus ini dibuat sebagai pendanda bahwa jalur tersebut adalah jalur prioritas untuk bus BRT.

Ia juga menambahkan bahwa tantangan sosial, seperti keberadaan PKL dan parkir liar, menjadi hambatan besar dalam pembangunan Bus Rapid Transit ini.

Baca Juga: Tinggalkan Lampu Teplok Tapi Tolak PLN? 75 Keluarga di Banyumas Kompak Bangun Desa Mandiri dengan Infrastruktur Ini

Namun, ini menjadi kesempatan penting untuk meningkatkan tata kota Bandung.

Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), penertiban akan dilakukan dengan solusi yang direncanakan, termasuk relokasi dan pendekatan lebih manusiawi guna mengurangi dampak sosial.

Koswara juga menjelaskan bahwa detail persiapan Konstruksi dan Penataan Feeder BRT di Kota Bandung akan dibahas lebih lanjut oleh Perangkat Daerah (PD) bersama tim konsultan PMC dari Bank Dunia dan kementerian terkait.

Baca Juga: Progres Seret, Proyek Jalan Hotmix Rp7,7 Miliar di Halmahera Selatan Bikin Resah Warga Pulau Makian

Deputy Team Leader dari Project Management Consultant World Bank mengungkapkan, proyek ini menjadi bagian dari Indonesia Mass Transit Project (Mastran).

Proyek ini mendapatkan sokongan dari Bank Dunia dan Agence Française de Développement (AFD). Dimana tujuannya untuk meningkatkan kualitas transportasi umum di Bandung Raya serta mengurangi kemacetan di kota ini.

Saat ini, Pemerintah Kota Bandung sedang mempersiapkan beberapa aspek berkaitan dengan pembangunan dan penataan feeder, di antaranya:

1. Detailed Engineering Design (DED).
2. Manajemen Rekayasa Lalu Lintas dan Perencanaan Kontruksi.
3. Strategi Manajemen Parkir.
4. Mitigasi Sosial dan Lingkungan.
5. Perizinan Pembangunan.
6. Tata letak Depo dan End Station.
7. Rencana Rute dan Feeder.

Sebelumnya, Penanggungjawab Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, bersama sejumlah kepala daerah di Bandung Raya melakukan uji coba rute bus kota dari Alun-alun Bandung menuju Kota Baru Parahyangan.

Uji coba ini dilakukan untuk mematangkan rencana pembangunan sistem Bus Rapid Transit.

Bey mengatakan untuk pembangunan infrastruktur Bus Rapid Transit sendiri akan mulai dibangun pada awal 2025, termasuk pusat komando operasi untuk mengatur bus dan penambahan CCTV dalam bus untuk keamanan.

Pembangunan akan dilanjutkan tahap II pada tahun 2026 dan operasional penuh direncanakan akan terlaksana pada tahun 2027.

Terkait pembangunan koridor operasional bus ini, akan meliputi beberapa wilayah, yakni wilayah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, kemudian Kabupaten Bandung, dan yang terakhir di Kabupaten Sumedang.

Koswara menambahkan bahwa anggaran operasional salah satu transportasi umum Bandung Raya ini akan bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat dan APBD kota/kabupaten dengan sistem gotong royong.

Pada awal November 2024, Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menjajal transportasi publik Bandung Raya ini, dan menurutnya bus ini sangat nyaman.

Bersama kepala daerah di Cekungan Bandung, ia naik bus ini dari Alun-alun Bandung menuju Kota Baru Parahyangan di Kabupaten Bandung Barat yang memakan waktu sekitra 60 menit.

Rute ini adalah salah satu dari 21 rute yang akan tersedia setelah seluruh proyek selesai.

Selain itu, beberapa rute lain telah siap dan akan menggunakan jalur khusus untuk mengurangi macet berkepanjangan dan kepadatan lalu lintas.

Untuk upaya kelancaran, bus BRT akan diatur hanya berhenti maksimal dua menit di setiap pemberhentian.

Bus ini juga dilengkapi dengan CCTV agar pergerakannya dapat dipantau di ruang operasional.

Bey optimistis bahwa Bus Rapid Transit Bandung Raya akan bermanfaat bagi masyarakat, serta mengajak warga untuk beralih ke transportasi umum demi mengurangi macet dan kerusakan lingkungan kota.*** (Aliya Farras Prastina)

Rekomendasi