

inNalar.com – Kaya dengan keindahan alamnya, sebuah desa kecil di Nusa Tenggara Timur (NTT) ternyata masuk ke dalam kampung terindah di dunia.
Tepatnya kampung tersebut berada di Flores, dan telah dinobatkan pada tanggal 4 Maret 2024 kemarin.
Adapun yang memberikan penghargaan tersebut adalah TimeOut, sebuah media global yang berbasis di Inggris.
Pada 16 kampung yang dinominasikan, ternyata desa kecil di NTT tersebut berhasil menjadi desa terindah ke-2 di Indonesia.
Bahkan kampung tersebut juga berhasil mengalahkan desa Ogmachi di Jepang, sebuah negara yang terkenal akan kebersihannya dan hanya menduduki peringkat ke-ke-7.
Hal tersebut mungkin cukup selaras, mengingat kampung ini memang disebutkan layaknya negeri dongeng, seperti yang dilansir dari channel YouTube millenialzkece.
Ditambah lagi, ketinggian dari kampung tersebut juga berada di sekitar 1200 MDPL, sehingga akan memamerkan panorama yang cukup indah dan eksotis.
Selain itu, rumah warga disini juga masih menggunakan Rumah adat Mbaru Niang yang memiliki atap kerucut dan berada di atas bukit.
Rumah adat itulah yang menjadikannya hal ikonik bagi desa di daerah NTT hingga mendapatkan pengharggan membanggakan tersebut.
Baca Juga: Penduduk Kekeh Bertahan, Pulau Kecil di Kepulauan Riau Ini Terancam Hilang dari Peta, Kenapa?
Bagi yang ingin berkunjung kemari, nantinya orang-orang diharuskan berjalan kaki sekitar 3 jam dan harus melalui gunung dan perbukitan.
Meski begitu, sebenarnya kampung ini memang sudah sangat terkenal bagi para traveler di Indonesia.
Nama dari kampung yang mendapat penghargaan desa terkecil terindah ke-2 di dunia itu adalah Wae Rebo, yang berada di pulau Flores.
Disebut terkecil, sebab kampung tersebut juga hanya terdiri atas 7 rumah adat.
Namun, biasanya satu rumah adat tersebut akan diisi oleh 7 hingga 8 orang dalam satu atap.
Walau begitu, namun tetap saja desa terkecil di Flores ini akan sangat memukau para pengunjung, karena berada di atas gunung dan perbukitan sampai disebut seperti negeri dongeng.
Masyarakatnya pun cukup ramah, karena bagi yang datang kemari maka akan disuguhi secangkir kopi hangat, mengingat kampung tersebut memiliki cuaca yang dingin.
Bahkan para pengunjung juga sudah disiapkan rumah adat Mbaru Niang yang digunakan khusus bagi para tamu dan dapat digunakan untuk menginap.
Meski berada di NTT, ternyata masyarakat desa Wae Rebo ini kebanyakan justru orang Minang.
Diceritakan jika pada awalnya terdapat orang Sumatera yang berlayar dan datang ke daerah di NTT, hingga akhirnya menetap di desa Wae Rebo tersebut.
Maka tak heran jika kebanyakan masyarakat di Wae Rebo merupakan orang Minang, karena ia adalah nenek moyangnya.
Selain itu, bahkan Wae Rebo juga disebutkan sudah ada sejak 1200 tahun yang lalu, hingga kini telah memiliki 20 generasi.
Bagi yang tertarik kemari, di desa terkecil terindah di dunia ini juga masih kental akan budayanya.
Sebab tiap bulan November akan ada hari Upacara Adat Penti yang merupakan perayaan mengucapkan syukur atas berkat hasil panen dalam setahun.
Selama perayaan tersebut berlangsung, nantinya para masyarakt akan menggunakan pakaian adat beserta aksesorisnya.
Walau begitu, namun upacara adat ini juga terbuka bagi umum.
Dengan kata lain, bagi pengunjung yang ingin mengikuti upacara adat ini maka diperbolehkan, selama waktu kedatangannya sesuai dengan upacara adat yang dimaksud.
***