

InNalar.com – Bandara baru kini tengah dalam penggarapan di daerah Kalimantan Barat.
Nama dari tempat landasan pacu pesawat itu adalah bandara Singkawang, yang berada di Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Namun ternyata selama pembangunan proyek ini dilakukan, lahan yang digunakan ini akan melahab hutan kelapa sawit.
Sebab, lahan yang diperlukan dalam membangun bandar udara ini luasnya mencapai 151,4 hektar.
Karena itulah akan ada lahan yang berupa hutan kelapa sawit, agar proyek pembangunan bandar udara ini dapat terlaksana dengan baik.
Sekedar informasi, sebenarnya pemerintah juga tengah membangun jalan akses menuju bandar udara.
Namun pembangunan jalan akses menuju bandar udara tersebut masih terhalang karena terdapat lahan yang diklaim kepemilikan tanah dari Kelompok Tani Masyarakat Karimunting.
Dilansir InNalar.com dari Pemprov Kalbar, diperkirakan pembangunan proyek tahap 1 bandara Singkawang ini tetap akan berlanjut, dengan target awal tahun 2024 sudah rampung.
Pada tahap 1, nantinya bandar udara ini akan memiliki runway sebesar 1400 m x 30 m dengan taxiway 200 m x 18 m.
Ada pula apron sebesar 100 m x 50 m, dan gedung terminal seluas 270 meter persegi.
Saat bandar udara di Kalimantan Barat ini sudah beroperasi, infrastruktur ini tentunya akan meningkatkan konektifitas di daerah tersebut.
Apalagi kota Singkawang juga memiliki sektor pariwisata yang kuat, karena terdapat budaya Imlek dengan festival lampion dan perayaan cap go meh.
Sebab itulah sektor pariwisata di Kota Singkawang ini merupakan satu hal yang menarik bagi turis lokal hingga mancanegara, karena terjaganya warisan budaya dan kearifan lokal para warga.
Hal tersebut nampak dari kunjungan wisatawan yang mencapai 514 ribu orang di tahun 2016.
Dari jumlah di atas, 1.200 wisatawan itu merupakan kunjungan dari mancanegara.
Sedangkan pada tahun 2017 terdapat 652 ribu kunjungan turis, yang mana 1.000 diantaranya merupakan turis asing.
Bahkan tahun 2018 kunjungan para turis mencapai 721 ribu wisatawan.
Maka dari itulah dengan adanya bandara ini, maka akan meningkatkan konektifitas yang masuk ke daerah di Kalimantan Barat.
Dengan begitu, maka tak sia-sia jika investasi yang dikucurkan untuk bangun bandar udara ini mencapai Rp 4,3 triliun.
Sebagai tambahan, Singkawang pada tahun 2015-2018 juga mendapat predikat sebagai kota toleran.
Hal itu dikarenakan kota tersebut memiliki banyak etnis di dalamnya, termasuk Tionghoa.
Pasalnya, terdapat etnis Tionghoa Singkawang yang tinggal di Taiwan sebanyak 30 ribu orang, dan masih ada beberapa tempat lain di luar Kota Singkawang. ***