
Innalar.com – Inilah kunci jawaban bab 6 subbab “Pengimajian Citraan” Kurikulum Merdeka edisi revisi halaman 231 yang juga akan mempelajari bagaimana pengarang menciptakan gambaran atau kesan dalam teks sastra melalui penggunaan citraan atau pengimajian.
Mempelajari subbab pengimajian pada bab 6 ini sangat penting, karena bertujuan untuk membantu siswa dalam menghidupkan teks sastra, membuatnya lebih bermakna, serta menciptakan efek emosional yang lebih kuat.
Dengan memahami dan menguasai pengimajian, keterampilan ini tidak hanya mengasah kemampuan siswa dalam dunia sastra, namun juga diharapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam komunikasi dan ekspresi kreatif.
Baca Juga: 5 Tips Mencegah Burnout Mahasiswa Tingkat Akhir, Begini Caranya
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 SD Kurikulum Merdeka Halaman 231 “Tabel 6.5 Isian Jenis Citraan dalam Puisi”
Petunjuk: Perhatikan tabel pada buku paketmu! Amati dengan seksama bagaimana cara untuk menentukan jenis citraan dan bagaimana efek bagi para pembaca.
Soal:
1. Kebun Hujan
….
Subuh hari kulihat bunga-bunga hujan dan
daun-daun hujan/
berguguran di kebun hujan, bertaburan jadi
sampah hujan.
…
(Joko Pinurbo, Antologi Celana Pacar Kecilku di Bawah
Kibaran Sarung, 2007)
2. Asmarandana
…
Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa/
hujan dari daun/
karena angin pada kemuning. Ia dengar resah
kuda/
serta langkah
…
(Goenawan Mohamad, Antologi Asmaradana, 1992)
3. Pemandangan Senjakala
….
Kelelawar-kelelawar raksasa datang dari langit
kelabu tua/
Bau mesiu di udara, Bau mayat. Bau kotoran
kuda
….
(WS. Rendra, Antologi Blues untuk Bonnie, 2008)
Baca Juga: Pengin Sahur Praktis? Cobain 7 Resep Ayam Bumbu Ungkep Ini Aja, Puasa Ramadhan Jadi Anti Ribet Deh!
4. Di Sisimu
….
Dekaplah aku meski bukan/ untuk yang terakhir kali. Angin terasa dingin/di
batin.
….
(Soni Farid Maulana, Antologi Angsana, 2007)
5.Diponegoro
….
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
….
(Chairil Anwar, Antologi Aku Ini Binatang Jalang, 1993)
6. Pembicaraan
….
yang ada hanya sorga. Neraka
adalah rasa pahit di mulut
waktu bangun pagi
….
(Soebagio Sastrowardojo, Antologi Daerah Perbatasan,
1982)
7.Kebun Hujan
….
Aku terbangun dari rerimbun ranjang,
menyaksikan angin/
dan dingin hujan bercinta-cintaan di bawah
rerindang hujan.
….
(Joko Pinurbo, Antologi Celana Pacar Kecilku di Bawah
Kibaran Sarung, 2007)
Baca Juga: 3 Gaya Hidup yang Bikin Mahasiswa Berperilaku Hedonisme, Ternyata Bermula dari Satu Hal Sepele Ini
8.Di Tengah Jalan
…
Sayup-sayup terdengar suara kereta
penghabisan/
Gerbong-gerbong dikosongkan tinggal muatan
kematian/
Di tengah jalan terdengar lolongan bersahutan.
….
(Leon Agusta, Antologi Gendang Pengembara, 2012)
9. Catatan Kaki Sehabis Demonstrasi
….
aku melihat diam
tak seorang saja
tapi satu bangsa
kulihat batu
padahal manusia
menunggu waktu
….
(Radhar Panca Dahana, Antologi Lalu Waktu. 1994)
10. Suara Terompet Akhir Tahun
….
di ujung malam sedingin
es dalam kulkas;
apa yang kau harap
dari suara
terompet akhir tahun?
….
(Soni Farid Maulana, Antologi Selepas Kata, 2004)
Jawaban:
1. Kebun Hujan – Joko Pinurbo
Citraan: Citraan Penglihatan (Visual)
Efek bagi Pembaca: Pembaca seolah diajak masuk ke dalam kebun hujan yang penuh dengan dedaunan dan bunga yang jatuh berserakan, karena suasana terasa melankolis.
2. Asmarandana – Goenawan Mohamad
Citraan: Citraan Pendengaran (Auditori)
Efek bagi Pembaca: Kesan sunyi dan penuh misteri langsung menyeruak.
3. Pemandangan Senjakala – WS. Rendra
Citraan: Citraan Penciuman (Olfaktori)
Efek bagi Pembaca: Puisi ini seperti menampar indra penciumanmu dengan aroma perang yang menyengat! Seakan-akan kamu berdiri di medan pertempuran, mencium bau mesiu yang mengingatkan pada peperangan brutal. Ini bukan sekadar puisi, ini pengalaman hidup yang menyesakkan.
4. Di Sisimu – Soni Farid Maulana
Citraan: Citraan Perabaan (Taktil)
Efek bagi Pembaca: Dingin yang menusuk dalam puisi ini bukan sekadar cuaca, tapi juga perasaan yang membekukan hati.
5. Diponegoro – Chairil Anwar
Citraan: Citraan Gerak (Kinestetik)
Efek bagi Pembaca: Energinya meledak-ledak seperti semangat pejuang yang siap bertarung! Pembaca seakan merasakan denyut keberanian dan dorongan adrenalin yang menggelegar.
6. Pembicaraan – Soebagio Sastrowardojo
Citraan: Citraan Pengecapan (Gustatori)
Efek bagi Pembaca: Membaca ini seperti menelan pil pahit kenyataan. Ada rasa getir yang merayap dari lidah hingga ke hati, merasa kecewa karena ekspektasi tinggi.
7. Kebun Hujan – Joko Pinurbo
Citraan: Citraan Perabaan & Gerak
Efek bagi Pembaca: Puisi ini seperti melukiskan tarian angin dan hujan dalam kemesraan yang sunyi. Rasanya seperti melihat hujan dari balik jendela sambil memikirkan kenangan manis yang perlahan menghilang.
8. Di Tengah Jalan – Leon Agusta
Citraan: Citraan Pendengaran (Auditori)
Efek bagi Pembaca: Suasana dalam puisi ini seperti adegan film thriller! Ada suara kereta yang samar-samar, diikuti lolongan misterius yang menambah kesan horor. Rasanya seperti berdiri di tengah kegelapan tanpa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
9. Catatan Kaki Sehabis Demonstrasi – Radhar Panca Dahana
Citraan: Citraan Penglihatan (Visual)
Efek bagi Pembaca: Gambaran dalam puisi ini begitu tajam, seakan sedang menyaksikan demonstrasi besar di depan mata. Ada kekuatan yang membakar semangat, tapi juga kegetiran melihat manusia diperlakukan seperti batu.
10. Suara Terompet Akhir Tahun – Soni Farid Maulana
Citraan: Citraan Penglihatan & Pengecapan
Efek bagi Pembaca: Tahun baru yang seharusnya penuh semangat, malah terasa seperti es yang membeku. Suara terompet tidak membawa keceriaan, justru menimbulkan pertanyaan tentang harapan yang semakin memudar.
Sekian pembahasan kunci jawaban bab 6 subbab pengimajian citraan pada buku paket Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka edisi revisi halaman 231. Tetap semangat dalam belajar sastra, ya! ***