
inNalar.com – Pembahasan kali ini adalah tentang kunci jawaban Bab 5 “Reaksi Pembakaran” buku Ilmu Pengetahuan Alam kelas 9 SMP halaman 116 Kurikulum Merdeka edisi revisi.
Di bab ini 5 tentang reaksi pembakaran ini, siswa tidak hanya sekadar menghafal teori, tapi juga akan menyelami dunia reaksi kimia; bagaimana zat bisa berubah? Secepat apa reaksi berlangsung? Dan apa saja energi yang ada di dalamnya?
Bab 5 ini bukan sekadar materi biasa, melainkan pondasi penting, karena siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan teoritis tetapi juga keterampilan praktis dalam menjaga keselamatan, efisiensi energi, dan kelestarian lingkungan.
Kunci Jawaban IPA kelas 9 SMP Kurikulum Merdeka Halaman 116 “ Ayo Bandingkan: Aktivitas 5.2”
Soal: Sekarang coba perhatikan reaksi pembakaran bensin, yang mengandung senyawa oktana C8H18 pada mesin kendaraan bermotor: C8H18(g) + 12 ½ O2 (g) → 8 CO2(g) + 9H2O(g)
Bandingkanlah banyaknya oksigen yang dibutuhkan dan jumlah molekul yang dihasilkan. Sekarang carilah reaksi pembakaran bahan bakar pesawat dan roket, kemudian bandingkanlah kebutuhan oksigen dan emisi CO 2 yang dihasilkan.
Jawaban:
1. Pembakaran Bensin (Oktana)
Dari reaksi pembakaran oktana: C8H18 + 12.5 O2 → 8CO2 + 9H2O
Kita bisa lihat perbandingan jumlah oksigen yang dibutuhkan dan produk yang dihasilkan:
• Oksigen yang Dibutuhkan: 12,5 molekul O₂ untuk setiap 1 molekul oktana.
• Produk yang Dihasilkan: 8 molekul CO₂ dan 9 molekul H₂O.
Baca Juga: Latihan Soal Bahasa Indonesia Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka: Teks ‘Berhenti Menggangguku!’ Hlm. 175
Jadi, setiap molekul oktana yang dibakar menghasilkan 8 molekul karbon dioksida (CO₂). Hal ini berarti kendaraan yang menggunakan bensin sebagai bahan bakar tidak hanya memerlukan banyak oksigen.
Ternyata, hal ini berkontribusi secara signifikan terhadap emisi karbon dioksida ke atmosfer. Oleh karena itu, bensin sering dianggap sebagai salah satu penyebab utama polusi udara.
2. Pembakaran Bahan Bakar Pesawat
Bahan bakar pesawat adalah avtur (Aviation Turbine Fuel), yang sebagian besar terdiri dari senyawa hidrokarbon rantai panjang seperti dodesana (C12H26). Reaksi pembakarannya: C12H26 + 18.5O2 → 12CO2+13H2O
Dibandingkan dengan bensin:
• Oksigen yang Dibutuhkan: 18,5 molekul O₂ per molekul dodesana (lebih banyak dari oktana).
• Emisi CO₂ yang Dihasilkan: 12 molekul CO₂ per molekul bahan bakar (lebih banyak juga).
Kesimpulannya, pesawat tidak hanya membutuhkan oksigen dalam jumlah besar, tetapi juga menghasilkan karbon dioksida (CO₂) dalam jumlah yang lebih tinggi dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika industri penerbangan sering mendapat kritik terkait emisi karbon yang dihasilkan.
3. Pembakaran Bahan Bakar Roket
Bahan bakar roket ada beberapa jenis, tapi yang paling umum digunakan dalam roket berbahan bakar cair adalah hidrogen cair (H₂) dan oksigen cair (O₂). Reaksi pembakarannya: 2H2+O2 → 2H2O2
Dibandingkan dengan bensin dan avtur:
• Oksigen yang Dibutuhkan: 1 molekul O₂ untuk 2 molekul H₂ (jauh lebih sedikit dibanding bahan bakar hidrokarbon).
• Emisi CO₂ yang Dihasilkan: Nol. Hanya menghasilkan uap air (H₂O).
Jadi, bahan bakar roket ini lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan karbon dioksida (CO₂) sama sekali.
Namun, hal ini bukan berarti tanpa dampak, karena industri antariksa tetap berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan, seperti polusi dari sisa pembuangan roket serta potensi pemanasan global akibat uap air yang dilepaskan ke stratosfer.
Kesimpulan
1. Bensin (Oktana): Memerlukan cukup banyak oksigen dan menghasilkan karbon dioksida (CO₂) dalam jumlah yang signifikan.
2. Avtur (Bahan Bakar Pesawat): Membutuhkan lebih banyak oksigen dan menghasilkan lebih banyak CO₂ dibandingkan bensin.
3. Hidrogen (Bahan Bakar Roket): Hampir tidak memerlukan oksigen dan tidak menghasilkan CO₂, tetapi tetap memiliki dampak lingkungan.
Oleh karena itu, jika ada yang bertanya mengapa polusi kendaraan dan industri penerbangan sering menjadi sorotan, sementara polusi dari roket jarang dibahas, salah satu alasannya adalah karena jumlah kendaraan darat dan frekuensi penerbangan jauh lebih tinggi.
Namun, jika suatu saat roket mulai digunakan sebagai moda transportasi harian, kemungkinan besar akan muncul kekhawatiran mengenai dampak uap air di atmosfer terhadap lingkungan.
Itulah kunci jawaban buku Ilmu Pengetahuan Alam Kurikulum Merdeka kelas 9 SMP sub-bab “Reaksi Pembakaran” pada halaman 116. ***