

inNalar.com – PT Adaro Energy Tbk tampaknya tengah gencar ekspansi bisnisnya di berbagai sektor usaha, tidak hanya di bidang pertambangan batu bara.
Tidak pula hanya sibuk garap smelter aluminium di Kalimantan Utara, rupanya pemilik kode perusahaan ADRO ini dikabarkan juga telah resmi mengakuisisi pemilik proyek PLTA di Kabupaten Malinau.
Pemilik proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ini adalah PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN).
Dalam pengumuman resmi yang disampaikan pihak Adaro Energy Indonesia dalam laporan operasional kuartal IV 2022, diinformasikan bahwa pihaknya telah menggenggap setengah perusahaan PT KHN.
Artinya kepemilikan ADRO dalam perusahaan PT Kayan Hydropower Nusantara kini telah mencakup 50 persen melalui PT Mentarang Tirta Energi (MTE).
Sebagai informasi, KHN tengah mengembangkan PLTA berkapasitas 1.375 GW dan akan menyalurkan sumber energinya ke kawasan industri yang tengah digeliatkan ADRO di Kalimantan Utara.
Dengan akuisisi yang telah dilakukan perusahaan tambang batu bara ini, Adaro memiliki setengah PLTA Kayan ini disebut memiliki kapasitas terbesar di Indonesia.
PLTA Kayan ini sendiri diketahui menelan biaya investasi mencapai 2,6 miliar USD, jika dirupiahkan dengan kurs rupiah terkini maka nominalnya tembus Rp40 triliun.
Maka tidak heran apabila pengembangan pembangkit listrik ini disebut bakal menjadi yang terbesar di Indonesia.
Sebagai informasi tambahan, usai akuisisi ADRO rampung, KHN kini dimiliki oleh PT Kayan Patria Pratama sebesar 25 persen.
Selain itu, Sarawak Energy Berhad juga mengenggam saham pemilik PLTA Kayan ini sebesar 25 persen.
Adaro Energy sendiri memang tengah giat menggarap proyek transformasi bisnisnya di Kalimantan Utara.
Proyeknya mencakup konstruksi smelter aluminium, PLTU yang bakal menjadi sumber energi bagi pabrik tersebut, dan PLTA Kayan melalui akuisisi 50 persen saham perusahaan pembangunnya.
Berkat manuver ADRO di sepanjang tahun 2023, salah satunya di Kalimantan Utara ini total aset perusahaannya terkerek naik 22 persen.
Kini perusahaannya diketahui memiliki jumlah aset sebesar 1,52 miliar USD yang meliputi aset lancar sebesar 763,8 juta USD dan aset tidak lancarnya sebesar 754,1 juta USD.
Melalui PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, pihaknya juga turut berhasil meningkatkan volume produksi hingga 55 persen di tahun 2023.
Di samping itu, sebagai konsekuensi ekspansi bisnisnya belanja modal perusahaannya pun diketahui menembus 95,7 juta USD.
Demikian dinamika geliat bisnis PT Adaro Energy Indonesia yang diketahui makin ambisius merambah proyek di Kalimantan Utara. ***