

inNalar.com – PT Arutmin Indonesia adalah anak usaha Bumi Resources yang telah mengawali eksplorasi batu bara sejak tahun 1989.
Area tambang aktifnya tersebar di tiga kabupaten Provinsi Kalimantan Selatan, meliputi Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kotabaru.
Bermula dari Tambang Satui dan Senakin, perusahaan ini mampu catatkan produksi batu bara hingga 6 juta ton per tahun pada periode 1990an.
Seiring berjalannya waktu, perusahaan ini semakin masif membuka Tambang Batulicin yang operasinya berada di Blok Ata dan Mangkalapi.
Tidak lama berselang, anak perusahaan Bumi Resources ini membuka Tambang Batu Bara Asam Asam di Kabupaten Tanah laut pada tahun 2005.
Hasil tambang yang dikeruk dari area Tambang Asam Asam ternyata mengandung nilai kalori rendah, yakni sekitar 4.200 Gross as Received (GAR).
Batu bara dengan nilai kalori rendah ini diberi label ecocoal, karena produknya dinilai lebih ramah lingkungan.
Melansir dari situs Ditjen Minerba, Arutmin sempat menjadi satu-satunya pemasok komoditas berjenis lignite ini.
Disusul lagi dengan pembukaan Tambang Kintap yang juga berada di Kabupaten Tanah Laut.
Pada tahun 2020, Arutmin mencatatkan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) untuk seluruh site tambangnya yang tersebar di Kalimantan Selatan.
Masa perizinannya akan habis 10 tahun lagi. Alhasil, jatuh tempo masa berakhirnya izin usaha pertambangan tersisa 6 tahun lagi, tepatnya pada 2030 mendatang.
Meski begitu, rupanya pihak perusahaan mengungkap total simpanan cadangan yang terbukti di setiap area konsesinya.
Terungkap bahwa cadangan batu bara terbesar milik Arutmin rupanya berada di Kabupaten Tanah laut, tepatnya di area konsesi Asam Asam.
Besaran catatan total cadangan terbukti dicatat oleh pihaknya mencapai 298,4 juta ton.
Diikuti dengan Tambang Satui di Kabupaten Tanah Bumbu yang simpanannya mencapai 129,58 juta ton.
Setelahnya ada Site Senakin di Kabupaten Kotabaru dengan total cadangannya 115,94 juta ton.
Adapun cadangan milik Arutmin yang paling sedikit di antara tambang lainnya berada di Batulicin dengan simpanan sebesar 36,5 juta ton.
Dari keseluruhan potensi wilayah konsesinya di Kalimantan Selatan, Arutmin Indonesia terhitung memiliki total aset dari tambang ini pun cukup besar, yakni mencapai 1,29 miliar USD.
Sebagai informasi tambahan, anak perusahaan BUMI ini juga telah memiliki satu unit terminal pelabuhan khusus batu bara, yaitu North Pulau Laut Coal Terminal.
Lokasinya berada di Kabupaten Kotabaru. Pelabuhan ini dibangun sebagai tempat bongkar muat hasil keruknya untuk mempermudah distribusi domestik maupun untuk ekspor.***