

inNalar.com – PT Amman Mineral Nusa Tenggara telah melalui masa 23 tahunnya mengeksplorasi dua tambang tembaga dan emas di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Aset perusahaan pertambangan milik AMNT di dua konsesinya pun tercatat meningkat hingga USD 1,07 miliar.
Terlihat dari laporan kinerja perusahaan kuartal III 2023, aset pertambangannya semula USD 6,02 miliar kemudian menanjak menjadi USD 7,09 miliar.
Berkat keruk tembaga dan emas di kedua area konsesi seluas 25.000 hektare, perusahaan mineral ini pun catatkan penjualan yang cukup bercuan.
Melalui catatan pembukuan Laporan Keuangan PT Amman Mineral Internasional Tbk di IDX, tercatat hasil penjualan bersih tembaga USD 677 juta.
Namun jika dilihat dari tren pencapaian setahun terakhir, rupanya PT Amman tengah mengalami kemerosotan hingga 55,41 persen.
Terlihat pada periode penjualan tahun 2022, tercatat hasil penjualan tembaga tembus USD 1,08 miliar.
Begitu pula dengan hasil pendapatan dari emas, terdapat penyusutan catatan penjualannya hingga 49 persen.
Pada tahun 2022, hasil penjualan tambang berharga mencapai USD 893 juta, sedangkan pada tahun selanjutnya hanya meraup USD 453 juta.
Dengan demikian pendapatan total yang diraih yang dicatat pada akhir kuartal 2023, PT Amman meraup total penjualan bersih dari kedua komoditasnya sebesar USD 1,15 miliar.
Dengan beban pokok penjualan yang mencapai USD 649 juta dan dikurangi pula dengan sejumlah beban biaya lainnya, maka laba periode berjalan yang berhasil dibukukan perusahaan mencapai USD 68 juta.
Diketahui faktor besar yang merintangi capaian perusahaan disebabkan oleh dua hal, yaitu cuaca ekstrim melanda di awal tahun 2023 dan izin ekspor yang tertunda.
Baca Juga: Makan Biaya Rp89,57 Triliun, Pembangunan Pelabuhan di Makassar Ini Diduga Merusak Ekosistem Pesisir
Meski begitu, pembatasan ekspor konsentrat dan ekonomi dunia yang fluktuatif pun ikut menekan kinerja finansial perusahaan.
Meski begitu, PT Amman diketahui tengah menggenjot ekspansi fasilitas pendukung kinerja pertambangan dan pabrik smelter, serta pembangkit listrik bertenaga ramah lingkungan dengan kapasitas 450 Megawatt (W).
Bahkan Capital Expenditure (Capex) yang digelontorkan pun telah terserap untuk tiga alokasi proyek besar.
Di antaranya ada pengadaan power plant sebesar USD 500 juta, processing plant sebesar USD 1,6 miliar, dan proyek smelter USD 1 miliar.
Sebagai informasi tambahan, produk utama perusahaan yang berbasis di Nusa Tenggara Barat ini ada dua, yaitu tembaga dan emas.
Meski perusahaan ini memulai bisnis pertambangan emas hingga tumbuh menjadi produsen terbesar kedua di Indonesia, tetapi lini bisnis tembaga yang akhir-akhir ini semakin populer membuat pencapaian kinerja penjualan hasil diversifikasinya kian cuan.
Untuk diketahui, catatan cadangan komoditas PT Amman dari Tembaga Batu Hijau dan Blok Elang mencapai 17,54 miliar pon tembaga dan 23,90 juta ons emas.***