

inNalar.com – PT Merdeka Copper Gold Tbk tampak menuai hasil dari beberapa investasi yang sebelumnya dilancarkan olehnya.
Sebelumnya, melalui anak emitennya, yakni adalah PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) diketahui telah mengakuisisi perusahaan konverter nikel di Morowali, Sulawesi Tengah.
Emiten berkode MDKA ini mengumumkan transaksi pengambilalihan 60 persen saham PT Huaneng Metal Industry (HNMI) pada 31 Mei 2023.
Dengan porsi saham tersebut, nilai transaksi yang diinformasikan oleh perusahaan ini sebesar USD 75 juta.
Sebagai informasi, PT Huaneng Metal Industry adalah produsen nikel matte yang beroperasi di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah.
Perusahaan yang diakuisisi oleh MBMA ini diketahui mampu melakukan produksi sekitar 50.000 ton setiap tahunnya.
Tidak lama berselang,PT Merdeka Copper Gold menyampaikan adanya peningkatan aset perusahaan melalui keterbukaan informasi.
Informasi kenaikan aset itu disampaikan pihak emiten kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam laman IDX pada 20 November 2023.
Dalam keterangannya, total aset MDKA per 30 September 2023 meningkat sebesar 20,99 persen.
Pihaknya mencatat genggaman aset perusahaanya terkerek naik menjadi USD 4.69 miliar.
Kenaikan ini cukup melesat jika dibandingkan dengan total aset MDKA pada 31 Desember 2022.
Pada periode sebelumnya itu, catatan aset emitennya baru sebesar USD 3.87 miliar.
Rupanya peningkatan aset itu disebabkan karena adanya penambahan di beberapa pos perusahaan.
Diungkap bahwa aset tetap MDKA kini tercatat sebesar USD 462 juta. Kemudian persediaan perusahaan juga terhitung ada USD 204 juta.
Sementara piutang usahanya sebesar USD 100 juta dan aset eksplorasi dan evaluasinya sebesar USD 45,72 juta.
Lebih lanjut, kenaikan aset yang cukup signifikan ini rupanya disebabkan oleh tiga langkah strategis yang telah dilakukan Merdeka Copper.
Melansir dari surat keterbukaan informasi MDKA yang ditujukan pada BEI, penyebab kenaikan aset diungkap secara gamblang oleh pihak perusahaannya.
Penyebab utamanya adalah karena perusahaan kini tengah dalam proses pengerjaan Pabrik Acid Iron Metal (AIM) yang berlokasi di Morowali, Sulawesi Tengah.
Selain itu, kenaikan aset juga dipicu oleh adanya peningkatan produksi nikel dan merupakan bagian dari efek lanjutan dari hasil akuisisi PT Huaneng Metal Industry.
Sebagai informasi tambahan, perusahaan yang mengawali usahanya di bidang tambang emas ini tengah giat investasi di sektor industri nikel.
Sebagai bagian dari integrasi usahanya, HNMI masuk dalam rantai produksi nikel Merdeka Copper.
Jadi anak usahanya, yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk mengambil bahan baku bijih nikel limonit dan saprolit di Tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) di Konawe, Sulawesi Tenggara.
Lalu dari tambang tersebut bijih saprolit dikirim ke smelter nikel untuk diubah menjadi Nickel Pig Iron (NPI).
Adapun HNMI di sini perannya sebagai pihak yang mengkonversi NPI menjadi Nikel matte, yang sebagaimana sebelumnya diketahui telah diakuisisi sahamnya sebanyak 60 persen. ***