

inNalar.com – PT Aneka Tambang Tbk atau ANTAM tampak makin greget kembangkan bisnis intinya melalui proyek smelter feronikel.
Melalui anak usahanya, PT Feni Haltim, pihaknya telah memiliki pabrik pengolahan dan pemurnian nikel yang berada di Kawasan Industri Buli, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara.
Sejumlah aset perusahaan ini pun telah semakin meningkat menyusul keberhasilan konstruksi fasilitas terbarunya.
Langkah strategis perusahaan tambang ini sudah mulai menggeliat, sebagaimana terlihat dari hasil penjualan dari segmen nikel.
Setidaknya hingga per kuartal III tahun 2023, perusahaan berkode ANTM ini telah berhasil menumbuhkan volume produksi dan penjualannya.
Diketahui, volume produksi feronikel ANTAM ternyata telah mencapai 15.787 ton nikel.
Sementara hasil penjualan produknya tersebut nanjak hingga 19 persen dibanding periode setahun sebelumnya.
Adapun volume penjualan per catatan perusahaan per 30 September 2023 mencapai Rp8,47 triliun.
Tidak hanya itu, volume produksi bijih nikelnya juga meroket hingga 72 persen, yakni sebesar 10,67 juta Wet Metric Ton (WMT).
Patut diacungi jempol, pada periode pelaporan kinerja perusahaan tahun 2022 ANTAM lebih dominan catatkan pembukuan hasil penjualan yang didominasi dari aktivitas ekspor, hampir di seluruh lini produk bisnisnya.
Tampak bisnis nikel menjadi komoditas yang mendominasi pasar ekspor dibandingkan dengan penjualan domestiknya.
Penjualan ekspor untuk nikel ANTAM diketahui mencapai Rp4,9 triliun, sedangkan untuk pasar domestik tercatat Rp3,56 triliun.
Baca Juga: Percepat Commisioning Smelter, Jumlah Keuntungan PT Amman Mineral Internasional Anjlok
Kelanjutan di periode setelahnya, penjualan nikel justru nanjak di pasar domestik dengan perbandingan yang cukup jomplang.
Tercatat dalam Laporan Keuangan Kuartal III Tahun 2023, Penjualan nikel lokal mencapai Rp6,78 triliun, sedangkan ekspornya hanya Rp3,3 triliun.
Seiring dengan proyek smelter feronikel ANTAM yang sudah mulai masuki rangkaian tahapan commisioning ini, tampak membuat produksi komoditasnya makin semangat.
Sebagai informasi, pabrik feronikel yang ada di Maluku Utara ini memiliki kapasitas awalnya mencapai 13.500 TNi per tahun.
Seiring berjalannya proyek, aset perusahaan pun terpantau meningkat dalam setahun terakhir, yakni sebesar Rp517 miliar.
Total aset keseluruhan ANTAM pun kini tercatat meroket hingga Rp35,5 triliun dari yang sebelumnya Rp33,6 triliun.
Multiplier effects dari adanya penambahan pabrik pengolah dan pemurnian nikel ini diharapkan akan semakin meluas.
Baik terhadap performa produksi maupun daya tarik investasi selanjutnya, serta aset yang semakin bertumbuh.
Tambang nikel milik ANTAM yang ada di Maba, Halmahera Timur seluas 3.648 hektare akan semakin optimal mata rantai ekosistem bisnisnya.
Sebagai informasi tambahan, PT Aneka Tambang Tbk, melalui anak usahanya PT Feni Haltim telah menjalin kerja sama dengan PLN untuk memasok daya listrik ke smelter garapannya.
Perjanjian jual beli tenaga listrik tersebut telah dilaksanakan pada Mei 2023 lalu.***