

inNalar.com – Istilah Paris Van Java atau dalam ejaan Belanda bertulis Parijs van Java ini pertama kalinya disematkan oleh para kolonial Hindia Belanda pada tahun 1889-1904, dan uniknya, julukan ini sampai saat ini masih tetap popular di mata Masyarakat.
Diketahui julukan Paris Van Java digunakan pada zaman dahulu untuk dapat menarik minat turis agar mau berkunjung ke Hindia Belanda sekaligus untuk promosi yang dilakukan oleh Hindia Belanda.
Hindia Belanda seringkali mengikuti pameran pariwisata di beberapa negara diantaranya, London, Wina, Paris dan terutama di Exposition Universelle di Paris.
Pameran yang bertempat di Exposition Universelle di Paris, Hindia Belanda memerkan Le Village Javanais atau dalam arti Kampung Jawa dengan diiringi pertunjukan kesenian Sunda.
Diketahui pula tidak hanya Bandung yang memiliki julukan tersebut, beberapa daerah di Indonesia pun sempat memiliki julukan diantaranya, Batavia yang memiliki julukan Venetie van Java, Semarang dengan julukan Gibraltar van Java, dan Garut dengan julukan Switzerland van Java.
Bandung dengan julukan Paris van Java tak semata-mata hanya sekedar penamaan semata.
Pada zaman dulu Bandung disebut sebagai Paris nya Pulau Jawa, dikarenakan dulu Bandung seringkali menjadi pusat gaya busana, yang dibilang bahwa bandung memiliki fashion yang sangat mirip dengan Paris.
Di tahun 1900-an ada sebuah toko Bernama Aud bertempat di Jalan Braga. Toko ini merupakan tempat bagi warga Bandung yang ingin tampil kekinian.
Model- model pakaian terbaru dari Paris akan selalu di tampilkan di sini, iklan mereka di majalah-majalah akan menawarkan aneka mode berbahan sutra lembut dengan pilihan desain motif bunga dan sandang bergaya elegan.
Baca Juga: Intip Keunikan Pasar Terapung di Banjarmasin Kalimantan Selatan, Bagaimana Cara Transaksinya?
Di tahun 1913 toko ini berubah nama menjadi bahasa Perancis yaitu, Au Bon Marche Modemagazin Oleh pebisnis A. Makingga.
Banyak yang berpendapat jika melalui etalase, masyarakat awam akan terkesima dengan harga yang terpampang.
Bagi warga Bandung yang lebih sederhana, Au Bon Marchel Modemagazijn hanyalah mimpi karena banderol harganya yang tidak terjangkau.
Faktanya, ironis jika berpegang pada slogan Bon Marche yang memilki arti adalah “belanja murah meriah”.
Selain dengan fashion yang dibilang mirip oleh Perancis, arsitektur di Bandung juga menjadi sorotan dikarenakan gaya bangunannya yang menerapkan art deco yang sangat mirip dengan gaya bangunan di Paris.
Salah satu contoh bangunannya adalah Gedung Hotel Preanger dan Hotel Savoy Homan.
Dari zaman masa kolonial, julukan Paris van Java terus dikenal dari masa ke masa sampai kini Bandung menjadi pusat wisata di Jawa.***