
inNalar.com – Weton Tulang wangi dikenal sebagai salah satu weton langka yang sensitif di malam 1 Suro. Jadwal malam 1 Suro 2025 sendiri jatuh pada Kamis tanggal 26 Juni 2025, setelah matahari terbenam.
Secara etimologis, Weton Tulang Wangi merupakan gabungan pasaran (Tulang) dan hari (Wangi) dalam kalender Jawa.
Penggabungan ini tidak sekadar menyatukan dua unsur penanggalan, tapi juga diyaknini menyimpan makna metafisik mendalam.
Dalam Primbon Jawa, Weton Tulang Wangi kerap dikaitkan dengan kepekaan yang tinggi terhadap dimensi gaib pada malam 1 Suro.
Orang yang lahir di hari tersebut biasanya memiliki intuisi tajam, mudah merasakan kehadiran makhluk halus, bahkan memiliki “pembawaan” yang disukai oleh dunia spiritual. Mereka dianggap punya ‘bau’ atau energi khas yang menarik makhluk halus.
Sebagai informasi, malam 1 Suro bukan sekadar malam pergantian tahun menurut perhitungan Jawa. Melainkan momen sakral yang dipercaya sebagai titik puncak aktivitas energi gaib.
Kalender Jawa sendiri, seperti yang ditetapkan Sultan Agung pada abad ke-17, memang diselaraskan dengan kalender Hijriah, sehingga membuat jadwal 1 Suro 2025 jatuh pada 26 Juni 2025 malam.
Pada malam tersebut, masyarakat Jawa percaya bahwa tabir antara dunia kasat mata dan tak kasat mata menjadi sangat tipis. Energi spiritual meningkat drastis.
Dalam kepercayaan lama, makhluk halus seperti lelembut, jin, dan arwah gentayangan lebih mudah berkeliaran, bahkan mencari “sasaran” energi yang sesuai dengan frekuensinya.
Karena itu, orang dengan Weton Tulang Wangi disebut-sebut menjadi target yang paling rentan pada malam ini.
Mereka bukan hanya lebih sensitif terhadap perubahan spiritual, tetapi juga dianggap mudah “tersambar” atau menjadi media bagi kekuatan gaib untuk berinteraksi.
Salah satu kepercayaan yang mengakar kuat adalah larangan keluar rumah saat malam 1 Suro, khususnya bagi mereka yang memiliki weton Tulang Wangi. Larangan ini bukan sekadar mitos, tapi bentuk proteksi budaya terhadap individu yang dianggap lebih terbuka terhadap energi gaib.
Meski kini zaman sudah modern, kepercayaan terhadap weton dan malam 1 Suro masih dipegang erat oleh sebagian masyarakat Jawa, terutama mereka yang hidup di daerah Jawa Timur.
Kepercayaan ini bukanlah bentuk takhayul kosong, melainkan bagian dari kearifan lokal yang mengajarkan kehati-hatian, refleksi batin, dan penghormatan kepada kekuatan alam semesta.
Sebagai generasi muda, kita bisa mengambil hikmah dari tradisi ini tanpa harus terseret dalam ketakutan berlebihan.
Menjaga diri, menenangkan batin, serta memperkuat spiritualitas di malam-malam sakral seperti ini adalah bentuk penghormatan terhadap budaya dan warisan leluhur yang bijak.