

inNalar.com – Mungkin banyak dari kalian yang tidak familiar dengan Diabetes Insipidus.
Bisanya orang-orang sudah mendengar mengenai Diabetes Melitus, tetapi tidak dengan Diabetes Insipidus. Lantas, apa yang dimaksud dengan Diabetes Insipidus?
Diabetes Insipidus merupakan kelainan yang menyebabkan tubuh terlalu banyak memproduksi urin. Orang normal biasanya menghasilkan 1-3 liter urin perhari.
Baca Juga: Penyakit Diabetes Pada Anak Meningkat di Indonesia, Berikut Beberapa Faktornya
Sementara penderita Diabetes Insipidus bisa menghasilkan sampai 20 liter perhari.
Kemudian, timbul pertanyaan mengenai apakah Diabetes Insipidus sama dengan Diabetes Melitus.
Jawabannya adalah tidak sama. Meskipun beberapa gejala yang ditimbulkan akibat kedua penyakit tersebut kurang lebih sama. Namun, hal keduanya tidak saling berhubungan.
Pada Diabetes Insipidus, kadar gula dalam darah normal. Namun, ginjal tidak dapat memekatkan urin dengan baik.
Sementara pada Diabetes Melitus, kadar gula dalam darah tinggi dan ginjal mencoba mengeluarkan kelebihan glukosa melalui urin yang dikeluarkan.
Gejala-gejala yang ditimbulkan akibat Diabetes Insipidus adalah sering buang air kecil baik siang maupun malam.
Kemudian, urin berwarna terang dan dalam jumlah besar setiap kali dikeluarkan serta sering merasa haus.
Diabetes Insipidus biasanya disebabkan oleh masalah hormon yang disebut dengan Vesopresin.Vasopresin membantu ginjal untuk menyeimbangkan jymlah cairan dalam tubuh.
Namun, berbicara mengenai penyebab Diabetes Insipidus sendiri dikaitkan dengan variasinya.
Diabetes Insipidus dibedakan menjadi 4 jenis yakni Nefrogenik, Dispogenik, Gestational, dan Sentral.
Diabetes Insipidus Nefrogenik biasanya disebabkan oleh konsumsi obat tertentu, Mutasi gen yang diturunkan, saluran kemih yang tersumbat. Sedangkan Diabetes Insipidus Dispogenik disebabkan oleh cedera kepala dan konsumsi obat terntenu.
Diabetes Insipidus Gestational biasanya dapat disebabkan oleh kehamilan kembar dimana terdapat banyak jaringan plasenta. Sementara Diabetes Insipidus Sentral disebabkan oleh gangguan autoimun dan mutasi genetik.***