Anti Ngantuk dan Loyo! Cobain Tips Ala dr Zaidul Akbar Buat Jaga Stamina Saat Puasa Ramadhan, Cuma Pakai 2 Bahan Ini

inNalar.com – Dr Zaidul Akbar punya tips nih buat kamu yang ingin stamina saat puasa Ramadhan tetap kuat dan anti ngantuk, hanya mengandalkan dua bahan ini lho!

Bagi sebagian orang, Ramadhan adalah momen refleksi spiritual. Bagi sebagian lainnya? Barangkali menjadi ajang tidur sepanjang hari demi menghemat tenaga, lalu pesta makan saat berbuka seolah esok tak lagi ada. Bukan kamu, kan?

Namun, mari jujur. Salah satu tantangan terbesar selama Ramadan bukan sekadar menahan godaan makanan, tapi melawan rasa lemas akibat ngantuk dan loyo yang tiba-tiba menyerang begitu azan Subuh berkumandang.

Baca Juga: Variasi Menu Sahur Praktis Seminggu Tinggi Protein ala Rice Bowl: Awet Kenyang dan Diet Makin Happy!

Ada yang tahu kenapa? Hal ini dikarenakan banyak orang yang pola makannya berantakan saat sahur dan berbuka. Mulai dari makanan manis berlebihan, minuman penuh gula, sampai gorengan berlapis-lapis yang membuat tubuh lebih mirip mesin berminyak daripada manusia berenergi.

Lemas saat puasa adalah fenomena klasik. Begitu masuk siang hari, banyak yang mulai merasakan tubuh seperti kehilangan nyawa kedua. Kepala pusing, mata berat, otak seakan berjalan di mode hemat daya.

Aktivitas yang biasanya lancar tiba-tiba melambat. Belajar tapi malah susah fokus, kerja juga jadi setengah hati. Bahkan, sekadar bangun dari kasur pun terasa seperti perjuangan hidup dan mati.

Baca Juga: Inspirasi Takjil Sehat Rendah Kalori, Ini Dia Resep Arem Arem Bumbu Kacang: Ramadhan Lancar Berat Badan Aman!

Masalahnya, kondisi ini sering dianggap sebagai ‘risiko wajar’ dari berpuasa. Padahal, dengan pola makan yang benar, tubuh tetap bisa bertenaga sepanjang hari tanpa harus bergantung pada strategi ‘tidur sepanjang siang’ demi bertahan hidup hingga Maghrib tiba.

Menurut pakar obat herbal, Ustaz dr Zaidul Akbar, salah satu kunci agar tubuh tetap kuat selama Ramadan adalah dengan memilih makanan yang tepat.

Alih-alih membanjiri tubuh dengan gula dan karbohidrat yang cepat habis energinya, tapi cara yang efektif adalah mengonsumsi makanan yang melepaskan energi secara perlahan dan bertahan lebih lama.Salah satu bahan makanan yang direkomendasikan adalah lemak sehat.

“Jadi, lemak itu sangat baik kita konsumsi, baik waktu berbuka ataupun waktu sahur yang memberikan slow release. Artinya, energinya dilepaskan secara perlahan oleh tubuh, tidak seperti karbohidrat yang langsung habis dalam hitungan jam,” jelasnya dalam sebuah kanal YouTube Berita Unik Update.

Baca Juga: Bab 6 Majas Gaya Bahasa, Kunci Jawaban Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Hal. 230 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi

Dr Zaidul Akbar menjelaskan bahwa contoh lemak sehat yang bisa dikonsumsi sendiri adalah butter alias mentega asli dari lemak hewani. Ternyata, ini adalah salah satu kebiasaan Nabi Muhammad SAW—mengonsumsi kurma dengan butter.

Bukan sekadar mitos, kombinasi ini memberikan energi yang lebih tahan lama dibandingkan dengan hanya makan kurma saja. Jadi, bagi yang masih setia dengan menu sahur berupa nasi plus gorengan berlapis tepung? Saatnya mempertimbangkan perubahan.

Selain butter, ada juga minyak sehat seperti VCO atau Virgin Coconut Oil dan minyak zaitun yang dapat membantu tubuh tetap bertenaga sepanjang hari. Cara mengonsumsinya? Bisa ditambahkan ke makanan sahur atau diminum langsung jika ingin efek lebih maksimal.

Tidak ketinggalan juga, garam mineral non-refinasi juga bisa menjadi tambahan penting untuk menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

Baca Juga: Bab 6 Pengimajian Citraan, Kunci Jawaban Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Hlm. 231 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi

Ingat, bukan garam dapur biasa yang sudah kehilangan sebagian besar mineralnya, tapi garam yang masih alami dan kaya manfaat.

Lemas saat puasa bukanlah kutukan yang harus diterima dengan pasrah. Itu hanyalah hasil dari kebiasaan makan yang buruk.

Terlalu banyak gula? Cepat lemas. Kebanyakan gorengan? Selamat datang kantuk abadi. Makan dalam jumlah berlebihan saat berbuka? Bersiaplah untuk merasa kekenyangan dan malas bergerak.

Baca Juga: 5 Tips Mencegah Burnout Mahasiswa Tingkat Akhir, Begini Caranya

Jadi, daripada menyalahkan puasa atas kondisi tubuh yang terasa seperti zombie setiap siang, mungkin sudah saatnya bercermin dan bertanya: Apakah ini benar-benar karena puasa, atau karena pola makan yang berantakan?

Sahur dan berbuka bukanlah sekadar rutinitas mengisi perut, tapi juga momen strategis untuk mengatur energi sepanjang hari.

Jika ingin Ramadan yang lebih produktif dan tidak hanya diisi dengan tidur sepanjang waktu, sudah saatnya mulai mengonsumsi makanan yang benar.

Baca Juga: Budaya Rebahan Bayangi Generasi Mahasiswa, Begini Ancaman Nyata Dari Sedentary Lifestyle, No. 1 Mimpi Buruk Para Wanita

Ramadan bukan alasan untuk bermalas-malasan. Ini saatnya membuktikan bahwa ibadah bisa tetap berjalan dengan maksimal, tanpa harus mengorbankan produktivitas hanya karena tubuh terasa loyo.

Jadi, sudah siapkah Anda mengubah kebiasaan makan yang direkomendasikan dr Zaidul Akbar, atau masih ingin menjadikan Ramadan sebagai festival tidur tahunan? ***