Angkut 30 Ton Bijih per Gerbong, Freeport Kerahkan Kereta Listrik Tanpa Awak Untuk Tambang Bawah Tanah di Mimika, Sukses Tekan Emisi hingga…


inNalar.com – Sejalan dengan Program Net Zero Emission 2060, PT Freeport Indonesia mulai mengoperasikan sejumlah kereta listrik tanpa awak.

Kereta listrik tersebut dikerahkan guna mengoperasikan tambang bawah tanah yang berada di perut bumi Mimika, Papua Tengah.

Penggunaan kendaraan pengangkut berbasis energi ramah lingkungan ini tidak hanya untuk menekan emisi karon saja.

Baca Juga: Menelan Dana hingga Rp56,8 Miliar, Pembangunan Bendungan di Sabang Ini Memakan Waktu Selama 15 Tahun

Dirancang tanpa awak karena pihak perusahaan mengupayakan keselamatan dan kenyamanan para pekerjanya.

Jadi kendaraan pengangkut bijih tersebut dikendalikan secara remote dengan jarak kendali sejauh 8 kilometer dari lokasi tambang.

PT Freeport Indonesia diketahui telah mengoperasikan 12 unit kereta listrik dalam pengoperasian tambang bawah tanahnya.

Baca Juga: Alami Kebocoran, PT Pertamina EP Tanjung Field Perbaiki Pipa Penyalur Minyak di Kalimantan Selatan, Penyebabnya…

Adapun setiap unitnya terdiri dari 11 gerbong yang mampu mengangkut 30 ton bijih per gerbongnya.

Dengan begitu, jika dihitung totalnya maka ada sekitar 330 ton bijih yang bisa diangkut dalam sekali jalan.

Tentu jika dibandingkan dengan truk, kereta listrik ini jauh lebih efisien mengingat kapasitas sekali angkutnya hanya 30 – 60 ton saja.

Baca Juga: Investasi Rp15,86 Triliun, PT Freeport Indonesia Bakal Kembangkan PLTGU di Mimika Papua Tengah, Punya Daya Kapasitas Jumbo

Selain keselamatan dan efisiensi operasional penambangan, perusahaan menargetkan 30 persen emisi yang nantinya bakal ditekan.

Adapun hingga 2023 lalu, pihak perusahaan dikabarkan berhasil menekan emisi karbon hingga 20 – 24 persen.

Pencapaian ini bisa terwujud berkat penggunaan kereta listrik yang mulai menggantikan truk pengangkut bijih tembaga di lokasi tambang mimika.

Baca Juga: Dorong Percepatan Transisi Energi, Pertamina NRE Teken MoU dengan Hitachi Energy Kembangkan Teknologi Konservasi Energi hingga…

Terkait besaran daya listrik yang digunakan, PT Freeport Indonesia mengambil pasokan dari PT Puncak Jaya Power.

Rata-rata konsumsi daya listrik untuk pengoperasian kereta tanpa awak ini mencapai 16.500 Kilo Watt (kW) per hari.

Kendati demikian, penggunaan truk masih digunakan pada sebagian tambang bawah tanah miliknya.

Baca Juga: Segera Dimulai! Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,8 Triliun di Sumatera Barat Bakal Dilelang, Kapan Digarap?

Penting untuk diketahui, PT Freeport Indonesia kini secara penuh menambang area konsesi tambang bawah tanah.

Posisi tambangnya berada di bawah Tambang Grasberg yang menghampar di Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

Adapun cara pengoperasiannya menggunakan sistem pengendali jarak jauh yang dioperatori dari control room.

Baca Juga: Rombak Jajaran Komisaris, Pabrik PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) di Rembang Jadi Objek Vital Nasional

Kabar membahagiakannya, perusahaan memberdayakan banyak pekerja asli putra daerah papua sebagai operator teknologi canggihnya.

Sebagai informasi tambahan, per 2023 perusahaan tambang berafiliasi pada Freeport-McMoran ini memiliki pekerja asli Papua sebanyak 2.428 orang.

Porsi yang terserap dari total pekerja PT Freeport Indonesia mencapai 41,4 persennya.***

Rekomendasi