

inNalar.com – Pembangunan sarana pendidikan di daerah terluar, terpencil, dan tertinggal (3T) rupanya terus dilakukan oleh Kalimantan Utara.
Rencana pembangunan sarana pendidikan telah ditindaklanjuti oleh Kepala Disdikbud Kalimantan Utara yang menginginkan pembangunan SMK.
Rupanya, ada alasan tertentu kenapa pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan lebih diprioritaskan di daerah perbatasan Kalimantan Utara.
Dilansir inNalar.com dari berbagai sumber, pembangunan SMK di Kalimantan Utara memiliki porsi khusus yakni, 60 persen dibandingkan SMA.
Hal tersebut rupanya diakibatkan oleh lulusan SMK yang memang sudah dididik dari awal untuk langsung terjun ke lapangan kerja.
Sedangkan, para lulusan SMA sendiri memang bisa langsung bekerja, namun masih membutuhkan untuk lanjut menuju perguruan tinggi.
Upaya tersebut rupanya mendorong pemerintah untuk mengkaji jurusan SMK yang nantinya dibangun untuk mencetuskan lulusan SDM berkualitas.
Hal ini disebabkan karena sebagian besar lapangan pekerjaan di Kalimantan Utara, terutama pertanian dan perkebunan masih kekurangan tenaga kerja.
Dengan luas sekitar 5 hektar, pembangunan SMK di daerah perbatasan Kalimantan Utara memakan anggaran Rp 12 miliar.
Dana tersebut didapatkan dari alokasi khusus, kemudian rencana pembangunan direncanakan pada tahun 2023.
Salah satu pembangunan fisik pada tahun 2023 direncanakan untuk SMK Negeri Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan.
Dikatakan bangunan sekolah akan memiliki ruang guru, ruang belajar 12 rombel, hingga ruang praktek yang difokuskan untuk jurusan pertanian dan perkebunan.
Sedangkan, pemerintah juga mendapatkan alokasi Rp9,5 miliar digunakan untuk membangun SMA di kota-kota besar Kalimantan Utara.
SMA Negeri tersebut memiliki rincian Rp6,5 miliar untuk SMAN 1 Tanjung Selor, Rp4,4 miliar untuk SMAN 3 Tarakan, dan Rp1,6 miliar untuk SMAN 2 Nunukan.
Dengan dibangunnya berbagai fasilitas pendidikan, diharapkan Kalimantan Utara dapat memajukan mutu pendidikan dan menghasilkan SDM yang berkualitas.***