Anggarannya Capai Rp33 M, Intip Fasilitas Rumah Khusus Terdampak Badai Seroja di NTT, Punya Sanitasi Komunal

 

InNalar.com – Pada 2021 silam daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami bencana akibat Badai Siklon Tropis Seroja.

Bencana tersebut membuat rumah masyarakat NTT rusak parah. Oleh sebab itu, pemerintah pusat melalui kementrian PUPR melakukan pembangunan Rumah Khusus.

Rumah khusus sendiri menjadi pemukiman pasca bencana, dan pembangunanannya saat tahun 2021 tersebar di Lembata, Flores Timur, Alor, Sumba Timur hingga Kupang.

Baca Juga: Omzetnya Rp40 M per Bulan, Crazy Rich Batulicin Asal Kalsel Ini Awalnya Hanya Berperan Jadi Sopir Angkut Kayu

Jumlah unit yang terbangun di wilayah tersebut, mulai dari 173 unit, 300 unit hingga 700 unit.

Bahkan, dalam percepatan pembangunan pemukiman tersebut. Pemerintah juga menggunakan strategi, mulai dari penyusunan dan pengawalan timeline penyelesaian harian, hingga berkoordinasi secara intensif dengan APIP dan BPKP.

Tidak hanya itu pembangunannya dulu menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana (RISHA). Sehingga, bisa lebih cepat jadi.

Baca Juga: Jadi Kota Paling Maju dan Layak Huni, Adu Gengsi Kuching Serawak vs Balikpapan Kalimantan Timur

Adapun penggunaan dalam penggunaan teknologi RISHA bahan utamanya adalah beton bertulang.

Pembangunan Rumah khusus oleh Kementrian PUPR bukan hanya sekedar membangunan bangunan yang rusak. Tetapi, juga sebagai pembangunan pemukiman baru yang tahan bencana.

Oleh sebab itu, adanya rumah khusus yang baru nantinya bisa lebih aman dan lebih baik, daripada yang sebelumnya.

Baca Juga: Juaranya Berpenduduk 134,35 Ribu Jiwa, Ini 5 Kota Paling Sunyi di Jawa Timur, Apakah Blitar Termasuk?

Sementara itu pada Februari tahun 2022, pihak kontraktor PT Adhi Karya juga sudah menyerahkan beberapa kunci kepada kementrian PUPR, sebagai pertanda bahwa rumah tersebut sudah bisa ditempati.

Namun, beberapa pembangunan rumah khusus lainnya juga masih ada yang dalam tahap pembangunan dan saat itu ditargetkan selesai pada Maret 2022.

Pemerintah sendiri terus berjanji untuk memberikan infrastruktur yang aman dan layak kepada para penghuni Rumah Khusus.

Salah satunya dengan menyediakan infrastruktur yang berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.

Diantara lokasi yang dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi saat itu, khususnya pada bagian fasilitasnya ialah Desa Saukiba dan Desa Bokong.

Dimana, sebenarnya pembangunan fasilitas di kedua desa tersebut sudah dilakukan sejak 9 Juni tahun 2022 dan usai pada 31 Agustus 2022, dengan biaya APBN sebesar Rp 33 Miliar.

Adapun fasilitas pemukiman rumah susun yang terdapat di Desa Saukibe dan Bokong ialah sebagai berikut.

Mulai dari Jaringan Air Bersih dan Sanitasi Komunial, jalan lingkungan dan drainase, fasilitas sosial balai warga dan tempat beribadah, tempat sampah, penerangan jalan umum. sambungan listrik, hingga pagar pengaman.

Diketahui jumlah rumah khusus di Desa Saukibe sejumlah 14 unit dengan luas 3,09 Hektar. Sedangkan, di Desa Bokong sejumlah 45 unit, dengan luas total lahan 1,3 hektar.

Sementara masyarakat kedua desa tersebut juga mulai menghuni rumah khusus sejak September tahun 2022. ***

 

Rekomendasi