

inNalar.com – Indonesia yang memiliki banyak daerah, tentu akan memiliki makanan khas yang terkenal di tiap daerahnya.
Begitu pula dengan Lamongan. Orang-orang mungkin pernah mendengar pecel lele lamongan.
Ya, daerah ini memang terkenal hingga nama daerahnya terkadang digunakan juga dalam menyebut warung pinggir jalan yang menjual lele tersebut.
Baca Juga: Bak lukisan, Kampung di Jawa Barat Ini Selalu Ramai Wisatawan karena di Bawah Curug
Tapi di daerah Jawa timur sendiri, tepatnya di Lamongan, justru ada kampung unik yang tidak diperbolehkan memakan lele.
Padahal banyak dari mereka yang menjual warung makan Lamongan yang berisikan ikan Lele.
Alasannya, orang-orang Lamongan sendiri memiliki pantangan untuk memakan satu ikan tawar inni. Dan itu semua berhubungan dengan mitos yang ada.
Adapun Pantangan tersebut semuanya berawal dari Desa Madang, Glagah, Lamongan.
Diceritakan jika Dahulu terdapat warga desa yang memakan ikan lele, kemudian tiba-tiba kulit orang tersebut berubah menjadi belang.
Bahkan ada pula beberapa warga yang memakan ikan lele hingga jadi membuatnya buta sampai terkena sakit keras.
Sekedar informasi, warung makan lamongan Pecel lele merupakan suatu kuliner khas Lamongan berupa ikan lele yang digoreng dan disajikan bersamaan dengan nasi, sambal, dan lalapan.
Dilansir Innalar.com dari kanal YouTube ZAVENA, kisah ini memang semuanya ada sangkut pautnya dengan Sunan Giri.
Diceritakan dahulu Sunan Giri III atau Sedamargo kala itu tengah berkunjung ke kampung-kampung dengan menggunakan perahu seraya menyusuri keindahan aliran sungai Bengawan Solo.
Sesaat tiba di Desa Barang, Sunan Giri secara tak sengaja bertemu sampai mampir di rumah janda bernama Dewi Asika, yang sebenarnya lebih dikenal sebagai Mbok Rondo Barang.
Akan tetapi, Saat selesai berkunjung dan pergi dari rumah Mbok Rondo Barang, ia pergi hingga melupakan keris miliknya.
Karena melupakan keris miliknya itu, maka Sunan Giri memerintahkan orang kepercayaannya, Ki Bayapati untuk mengambil keris kepunyaannya.
Sayangnya, kedatangan dari Boyapati yang mendatangi Desa Madang itu tidak disambut baik.
Karena tidak memiliki cara lain, maka Boyopati mengambil keris tersebut secara diam-diam dengan menggunakan ilmu saktinya. Jadi Boyopati tidak perlu repot untuk masuk ke rumah Mbok Rondo Mbarang.
Meskipun begitu, ternyata Mbok Rondo Mbarang masih merasakan jika Boyopati telah berhasil mengambil keris tersebut.
Selanjutnya, Mbok Rondo Mbarang pun memerintahkan anak buahnya agar mengejar Boyopati. Namun sayangnya, Pengejaran tersebut justru tidak membuahkan hasil.
Akan tetapi, orang-orang yang mengejar itu tidak menyadari jika Boyopati sebenarnya bersembunyi di dekat pohon asem, tepatnya di dalam kolam ikan lele. Persembunyian Boyopati tidak terungkap karena ikan lele melindungi Boyopati hingga kepala.
Dalam pencariannya, Anak buah Mbok Rondo Mbarang melihat kolam lele tersebut, namun mereka berfikir jika ikan-ikan lele dalam kolam itu terlalu tenang, jadi tidak mungkin akan ada orang yang bersembunyi di dalam kolam.
Karena terselamatkan oleh ikan lele, maka Boyopati pun bersumpah jika ia beserta keturunannya tidak akan memakan ikan lele.
Jika ada yang melanggar, maka ia serta keturunanya akan mendapatkan kutukan.
Nah itulah kisah dari orang Lamongan penjual pecel lele justru pantang memakan lele. Semua itu berawal dari kisah mitos jaman dahulu kala.***