Andalkan Sungai Bengawan Solo, Proyek Bendungan Senilai Rp730 Miliar Ini Berpotensi Jadi Pembangkit Listrik

inNalar.com – Proyek Bendungan Karangnongko Paket 1 sudah mulai digarap oleh PT Hutama Karya (Persero).

Bendungan Karangnongko terletak di perbatasan kabupaten Blora, Jawa Tengah, dan kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Proyek yang kontraknya telah ditandatangani pada 22 September lalu, akan membendung sungai Bengawan Solo.

Baca Juga: Punya Kekayaan Rp495 Miliar, Puan Maharani Miliki Tanah dan Bangunan Bernilai Fantastis, Nominalnya…

Dilansir inNalar.com dari salah satu video YouTube yang diunggah oleh akun SAWAH NDESO, bendungan ini ditargetkan selesai pada tahun 2026.

Dana yang dikeluarkan untuk menyelesaikan proyek Bendungan Karangnongko tahap 1 adalah Rp730 miliar rupiah.

Secara keseluruhan, besar anggaran yang dikeluarkan untuk menyelesaikan proyek ini adalah Rp1,5 triliun rupiah.

Baca Juga: Tenggak APBN Rp1,14 Triliun, Proyek Pipa Gas Cirebon-Semarang Ini Akhirnya Selesai Setelah Mangkrak 17 Tahun

Pembangunan bendungan Karangnongko menyebabkan setidaknya 178 kepala keluarga tergusur.

Ratusan kepala keluarga (KK) tersebut berasal dari lima desa, yaitu desa Medenrejo, desa Ngrawoh, desa Nglebak, desa Nginggil, dan desa Megeri.

Warga yang tergusur sempat resah karena bingung harus pindah kemana.

Baca Juga: Kerap Bertingkah Lucu, Deretan Prestasi dan Penghargaan Pak Bas Menteri PUPR di Kabinet Jokowi Ini Bikin Kagum

Pemerintah daerah hanya memberikan uang ganti, bukan tanah ganti. Namun, masyarakat kembali tenang setelah pemerintah membuka komunikasi.

Proyek bendungan Karangnongko ini nantinya akan dimanfaatkan sebagai penampungan air oleh masyarakat.

Sehingga, meskipun kondisi sedang kemarau panjang, suplai air di bendungan ini diharap mampu mencukupi, dengan mengandalkan sungai Bengawan Solo.

Penampungan air di Karangnongko ditaksir dapat menyuplai air irigasi dengan jangkauan seluas 6.900 hektar.

Suplai air ini dapat digunakan sebagai sumber baku bagi masyarakat kabupaten Blora, Bojonegoro, Tuban, dan Ngawi dengan daya 1,15 meter kubik per detik.

Aliran air dari bendungan Karangnongko, memiliki potensi besar sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebesar 1 megawatt.

Lebih rincinya, bendungan ini mampu mendistribusikan suplai air irigasi ke kabupaten Blora seluas 1.746 hektar, dengan debit 2,85 meter kubik per detik.

Sementara wilayah Karangnongko bagian kanan, yaitu kabupaten Bojonegoro, akan mendapat suplai irigasi seluas 5.203 hektar, dengan debit 7,9 meter per kubik.

Soal banjir, tak perlu diragukan. Bendungan ini dapat menyuplai air ke kawasan Solo Valley Werken, pengendali banjir sejak jaman Belanda, seluas 62 ribu hektar.

Solo Valley Werken merupakan jaringan irigasi yang membentang dari Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, dan Surabaya.

Secara teknis, bendungan Karangnongko memiliki luas genangan sebesar 1.026,55 hektar dengan kapasitas 59,1 juta meter kubik. ***

 

Rekomendasi