Andalkan Pipa Sepanjang 38 KM, Proyek Sepaku IKN Bakal ‘Sulap’ Air Keruh Menjadi Air Minum Modern

inNalar.com – Perkembangan Proyek Air Minum Sepaku yang dikebut oleh pemerintintahan pusat untuk terus gencar mempercepat IKN sekarang sudah mengalami peningkatan.

Berbagai macam inovasi terbaru telah diterapkan di berbagai fasilitas yang ada di Kalimantan Timur bagian wilayah Ibu Kota Nusantara, salah satunya adalah sumber air minum Sepaku, IKN ini.

Pembangunan lahan Ibu Kota yang berada di kawasan lahan kebun sawit ataupun hutan produksi Kalimantan Timur, memiliki kualitas sumber air bersih yang kurang mumpuni.

Baca Juga: Petaka Uruk Tanah, Progres Proyek Tembakau Kudus Senilai Rp39 Miliar Diterabas Meski Diduga Ada ‘Main’

Megaproyek air bersih yang bersifat multiyears ini akan menghabiskan APBN sebesar Rp 264 miliar mulai dari 2021 sampai 2024.

Lahan yang akan dilindas oleh proyek pengaliran air bersih ini sebesar 18 hektar dengan 3 kelurahan di Kalimantan Timur yang dilewati menuju IKN.

Proyek Air Minum Sepaku atau Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sepaku merupakan nama proyek tersebut dan memiliki tujuan salah satunya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup perihal kebutuhan air bersih dan minum.

Baca Juga: Bangkrut dengan Utang Rp14,64 triliun, Perusahaan Tekstil Jawa Tengah Ini Sempat Jadi Andalan Militer NATO

Jadi dalam hal ini, pipa yang dialirkan dari sungai dan bendungan sepaku akan ditransfer dan di saring agar kualitas air bersihnya layak diminum.

Penyediaan air bersih yang dapat diminum ini akan bertahap dalam pemasanganya, untuk saat ini air bersih langsung minum hanya tersedia di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).

Maka dari hal tersebut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bapak Basuki Hadimuljono mengadakan beberapa tes untuk melihat hasil dari proyek air minum ini.

Baca Juga: Diduga Ada Pelanggaran HAM, LBH Minta Status PSN Proyek PIK 2 Jakarta Dicabut

Air yang dialirkan sudah bebas dari berbagai macam bakteri yang mengancam kesehatan, seperti bakteri e-coli.

Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Insfrastruktur IKN, Danis H. Sumadilaga menjelaskan bahwa terdapat 3 kategori terhadap air minum.

Pertama adalah hubungan air dengn mikrobiologi seperti kuman, bakteri, yang kedua adalah berhubungan dengan fisik, biasanya menyakut kekeruhan air, bau air dan lainya.

Baca Juga: Pulau Dewata Makin Epik! Bali Akan Punya Kereta Bawah Tanah, Investasi Proyeknya Capai Rp167 Triliun

Sedangkan untuk yang ketiga adalah air yang berhubungan dengan warna dan bersifat dengan kimia, logam dan lainya.

Kepala Kementerian PUPR, Pak Bas, kembali meminta perusahaan sucofindo untuk melakukan pengecekan ulang terhadap air minum yang akan dikonsumsi dan memastikan agar tidak berubah dari intalasi pengolahan air (IPA).

Air yang bisa langsung diminum ini sebelum disalurkan akan ditampung di fasilitas yang bernama Reservoir, dan air akan diambil dari IPA Sepaku Kalimantan Timur yang berjarak 17 kilometer.

Baca Juga: Ini Dia SPAM di Jawa Barat Senilai Rp 16,375 Triliun, Raksasa Pemasok Air Bersih Jakarta dan Sekitarnya

Dalam pemantauan kuantitas, kualitas dan kontinuitas air, digunakanlah teknologi Supervision Control and Data Acquisition (SCADA).

Kemudian air dengan kapasitas 2×6000 meter kubik akan disalurkan dari reservoir untuk kebutuhan warga IKN.

Setelah melakukan running test pengaliran yang sudah dianggap sukses, sekarang tengah dilakukan pengurasan jaringan dan sistem, sekaligus memonitor kualitas air agar tetap steril dan layak konsumsi.

Proyek SPAM Sepaku di Kalimantan Timur sendiri memiliki IPA dengan kapasitas jumbo sebesar 300 liter per detik, sedangkan untuk pipa yang menyalurkan dibagi menjadi dua.

Pertama Pipa transmisi sepanjang 16 kilometer yang menghubungkan reservoir dengan IPA, untuk pipa reservoir dan distribusi memiliki panjang 22 kilometer.

Dengan demikian, total panjang pipa air minum yang mengurai panjangnya mencapai 38 kilometer.

Untuk keberlanjutkan proyek IKN pada tahap 1 ini menargetkan beberapa bangunan yang akan di suplai air minum bersih.

Diantaranya kantor dan istana presiden, kompleks kementerian koordinator 1,2,3 dan 4, Kemensetneg, paspamres, Amphiteater, service area, galeri, hunian ASN, Rumah Tapak Jabatan Menteri, serta fasilitas pendukung lainya seperti sekolah, hotel, pertokoan dan layanan rumah sakit.***(Wahyu Adji Nugraha)

 

Rekomendasi