Andalkan 8 Juta Ton Batu Bara di Kalimantan Selatan, Pendapatan BUMI Masih Tertampar Meski Naikkan Penjualan hingga US$1,17 Miliar, Ternyata Karena…

inNalar.com – Perusahaan pertambangan batu bara, PT Bumi Resources Tbk tampak terengah-engah menahan kemerosotan harga batu bara.

Berbagai upaya telah dilakukan BUMI demi tetap meraih pendapatan yang bersinar dibanding tahun sebelumnya.

Salah satu upaya kerasnya yaitu mengoptimalkan produksi batu bara di area tambang milik PT Arutmin Indonesia Tbk, anak usahanya yang berbasis di Kalimantan Selatan.

Baca Juga: Dibangun 14 Tahun Silam, PLTU Milik Bukit Asam Senilai 41,4 Juta USD di Muara Enim Ini Sempat Jadi Penyelamat Krisis Listrik di Sumatera Selatan

PT Arutmin Indonesia termasuk produsen batu bara terbesar yang memiliki tambang aktif di tiga kabupaten Provinsi Kalimantan Selatan.

Salah satu area tambang aktif yang menjadi andalan perusahaan ini adalah Kintap yang berada di Kabupaten Tanah Laut.

Pasalnya, kapasitas maksimal produksi tambang ini bisa mencapai 8 juta ton batu bara per tahunnya.

Baca Juga: Gandeng Rusia, Proyek Kilang Senilai Rp238,25 Triliun di Tuban Ini Sempat Bikin Warga Sekitar Unjuk Rasa, Apa Masalahnya?

Bahkan, area Tambang Kintap pernah pecah rekor produksi hingga 8,5 juta ton per tahun.

Namun apa daya, rate harga batu bara yang anjlok hingga 28 persen akhirnya membuat PT Bumi Resources Tbk harus puas dengan pendapatannya yang menyusut.

Apabila menilik Laporan Keuangan BUMI Kuartal III Tahun 2023, pendapatan perusahaan yang berhasil diraih sebesar US$ 1,17 miliar.

Baca Juga: Telan Anggaran Jumbo Rp200 Miliar, Gedung Kampus II Universitas Muhamadiyah Purwokerto Mulai Dibangun di Banyumas Jateng, Punya 14 Lantai?

Namun tren pendapatan terlihat menurun dari tahun sebelumnya dalam periode yang sama, yakni sebesar US$ 1,39 miliar.

Lebih lanjut, revenues yang berhasil didapatkan mayoritas berasal dari hasil penjualan batu bara yang mendominasi pendapatan sebesar US$1,14 miliar.

Kemudian disusul dari sektor produksi emas yang menyumbang revenue sebesar US$31,74 juta dan sektor jasa sebesar US$1 juta.

Baca Juga: Jumlah Aset Meroket, PT Aneka Tambang Tbk Dimohonkan PKPU oleh Crazy Rich Surabaya Gegara Belum Serahkan 1.136 Kg Emas

Hasil penjualan batu bara PT Bumi Resources Tbk didominasi dari hasil penjualan ekspor yang mampu hasilkan pendapatan hingga US$735 juta.

Biasanya distribusi ekspor batu bara BUMI dipasok ke China dan India untuk batu bara berkalori rendah, sedangkan yang kandungan kalorinya tinggi dikirim ke Jepang.

Adapun tambang andalan BUMI berasal dari konsesinya di Kalimantan Selatan seperti Kintap dengan kapasitas produksi 8 juta ton per tahun.

Baca Juga: Tekan Emisi 19.777 tCO2e, Tambang Batu Bara Bukit Asam di Muara Enim Sumatera Selatan Terapkan Strategi Eco Mechanized Mining, Pangkas Biaya hingga…

Selain itu, ada pula Tambang Satui berkapasitas 6 juta ton, Asam Asam dengan kemampuan produksinya hingga 5-6 juta ton.

Selanjutnya Tambang Batulicin dengan kapasitas 7,5 ton per tahun dan Senakin yang mampu produksi hingga 1,5 juta ton.

Terbukti akhirnya PT Bumi Resources Tbk berhasil naikkan volume penjualan dari yang semula 51,9 juta ton menjadi 54,3 juta ton.

Baca Juga: Laba Bersih Tumbuh Mencapai 8 persen, Ternyata Utang PT Aneka Tambang Tbk Membengkak pada Triwulan III 2023

Kendati demikian, harga batu bara yang dipatok dari harga tahun lalu sebesar US$118,7 per ton, pada tahun 2023 merosot hingga US$85,2 per ton.

Alhasil pendapatan BUMI pun ikut menurun dan seiring dengan itu pula beban pokok pendapatan sebesar US$ 1,09 miliar akhirnya membuat laba bruto terjun bebas.

Jika pada tahun sebelumnya laba bruto perusahaan memperoleh US$294 juta, pada kuartal III tahun 2023 merosot hingga US$78,92 juta.***

Rekomendasi