Ancam UMKM Indonesia, Tiktok Tak Hanya Jadi Media Sosial Tapi Mulai Kuasai Pasar Global

inNalar.com – Tiktok merupakan media sosial yang kini digandrungi banyak orang, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa memiliki aplikasi Tiktok. Di platform ini, penggunanya dapat mengunggah video pendek atau live streaming sesuai kreativitas masing-masing.

Dilansir dari businessofapps.com, pada akhir 2022 tercatat pengguna Tiktok telah mencapai 1,6 miliar dan akan terus naik hingga 1,8 miliar pengguna pada akhir 2023. Bahkan Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai pengguna Tiktok terbanyak setelah Amerika Serikat.

Tiktok sendiri merupakan anak dari sebuah startup bernama ByteDance. Tiktok pertama kali diluncurkan oleh seorang pengusaha muda bernama Zhang Yiming pada September 2016 di Tiongkok.

Baca Juga: Jualan via Live Streaming TikTok Jelas Lebih Cuan Ketimbang di Shopee, Ini Buktinya

Pada November 2017 ByteDance mengakuisisi Musical.ly dengan harga 1 miliar USD atau Rp13,5 Triliun dan menggabungkannya dengan Tiktok, dari sinilah mulainya ekosistem media sosial berubah.

Tiktok tidak hanya menjadi media sosial yang sekadar membagikan video pendek ataupun live streaming, namun sekarang Tiktok menggabungkan media sosial dan e-commerce, sehingga penggunanya dapat melakukan transaksi jual beli melalui fitur Tiktok Shop.

Meski Tiktok Indonesia telah menegaskan bahwa mereka tidak akan membuka bisnis lintas batas atau cross border demi memberdayakan pelaku UMKM di Indonesia, namun masyarakat tetap saja curiga akan kecurangan yang mereka lakukan.

Pasalnya algoritma Tiktok berkuasa membuat viral produk yang mereka kehendaki, meskipun audiens tidak memiliki ketertarikan kepada produk tersebut. Sebaliknya algoritma Tiktok juga berkuasa menyembunyikan produk kompetitor.

Contohnya, di Tiktok Indonesia sendiri kini sedang booming dua brand skin care yaitu Skintific dan The Originote, kedua produk ini mampu mengalahkan brand-brand skin care unggulan yang kita punya.

Baca Juga: Viral di Tiktok! Tips Jitu Dapet Gaji UMR dan Kaya Raya dengan Metode Frugal Living, 3 Tahun Bisa punya Mobil

Awalnya mereka mengaku bahwa produknya diformulasikan di Kanada, namun setelah diteliti kembali ternyata Skintific dan The Originote adalah buatan China.

Dilansir dari kanal Youtube Nessie Judge, seorang pria bernama Syukur, pelaku UMKM bahkan terpaksa menutup usaha produk sweater karena kalah saing dengan salah satu toko yang diduga kuat berasal dari China.

“Semakin banyak produk China, produk barang jadi China, industri fashion China yang masuk ke Indonesia, yang harga jualnya di luar nalar,” ucap Syukur.

Di Inggris kini ramai membahas sebuah fenomena bernama Project S Tiktok, di mana melalui aplikasi mereka mengumpulkan produk-produk yang menjadi tren di Inggris lalu memproduksinya kembali di China melalui Trendy Beat.

Di Inggris mungkin hal ini tidaklah menjadi masalah besar karena perekonomian mereka tidak dibangun dari usaha-usaha kecil. Namun jika hal ini terjadi di Indonesia tentu akan menjadi masalah besar.

Baca Juga: Hanya Buka 2 Kali dalam Sebulan, Pasar Tradisional Unik di Jawa Timur Ini Usung Produk dari UMKM Lokal

“Ini akan terjadi kemiskinan,  97% orang di Indonesia bekerja di sektor UMKM,” tutur Teten Masduki selaku Menteri UMKM saat diwawancarai langsung oleh Nessie Judge.

Hal ini juga kembali lagi pada selera pasar, kebanyakan orang akan memilih produk dengan harga yang lebih murah atau memilih produk impor karena dianggap lebih keren atau memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan produk lokal.*** 

Rekomendasi