Amerika Serikat Terpaksa Memperluas Kehadirannya di Timur Tengah Gegara Serangan Genosida Israel di Gaza

inNalar.com – Akibat kejahatan genosida Israel di Gaza, Amerika Serikat terpaksa memperluas kehadirannya di Timur Tengah.

Presiden Biden telah mengirimkan kapal perang dan ribuan tentara ke wilayah tersebut.

Selain itu, militer AS kini melakukan baku tembak langsung dengan kelompok-kelompok yang bersekutu dengan Iran.

Baca Juga: Bentuknya Mirip Singa dan Jadi Peliharaan Kesayangan Kaisar, Berikut Fakta dan Sejarah Anjing Chow Chow, Nasibnya…

Meningkatnya pergerakan kubu AS bukanlah sesuatu yang bisa dihilangkan dengan mudah oleh Biden.

Biden berjanji untuk mengakhiri “perang selamanya” di Timur Tengah.

Janji tersebut adalah sebuah janji yang tidak dapat ia penuhi.

Baca Juga: Sering Diberikan kepada Anabul, Benarkah Ceker Ayam Berbahaya Bagi Kesehatan Anjing?

Dua tahun lalu, para analis kebijakan luar negeri terkemuka membahas “tatanan pasca-Amerika” di Timur Tengah.

Namun, saat ini seluruh dunia terguncang oleh kebijakan Biden terhadap kawasan tersebut.

Krisis di Timur Tengah adalah krisis bagi seluruh tugas Biden untuk memperkuat imperialisme AS yang sedang merosot.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap! Ternyata Ini Alasan Kucing Suka Menunjukkan Pantatnya kepada Pemiliknya

Biden mempunyai periode kesuksesan setelah invasi Rusia ke Ukraina, yang memungkinkan dia menggunakan aliansi NATO untuk menegaskan kembali pengaruh AS di Eropa.

Keberhasilan itu kini dipertanyakan setelah dua tahun perang.

Dilansir inNalar.com dari leftvoice.org, Amerika Serikat terseret kembali ke Timur Tengah seiring dengan berkurangnya keberhasilan utama kebijakan luar negeri Biden.

Baca Juga: Ampuh Banget, Cuma Pakai Bahan Ini Anabul Jadi Takut PUP di Lantai, Wajib Dicoba!

Hal tersebut membuat kaum kapitalis mempertanyakan apakah strategi Biden untuk membangun kembali kekuatan AS adalah pilihan terbaik mereka.

Kini ketidakmampuan Biden untuk menyelesaikan krisis regional, yang berdampak internasional, sangat mengancam stabilitas dalam negerinya menjelang pemilihan presiden bulan November.

Dia dijuluki “Genosida Joe” oleh gerakan anti-imperialis di jantung imperialisme, dan dia menghadapi anjloknya tingkat dukungan dan penolakan dari lembaga-lembaga pemerintah dan partainya sendiri.

Baca Juga: Mengenal Kucing Pallas, Spesies Langka Stepa Asia Berbadan Gempal yang Lucu Tapi Berbahaya

Akibatnya, Biden bisa saja kalah dari Trump pada pemilu presiden mendatang.

Skenario seperti ini akan semakin memperburuk krisis domestik dan internasional yang sedang berkembang.***

Rekomendasi