

inNalar.com – Emiten batu bara PT Bayan Resources baru-baru ini dikabarkan telah mengakuisis PT Kariangau Power.
Adapun kedua perusahaan tersebut dimiliki oleh orang yang sama yakni Low Tuck Kwong.
Diketahui bahwa Low Tuck Kwong merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia.
Baca Juga: Inter Milan All-In Demi Sukseskan Kedatangan Tajon Buchanan di Bursa Transfer Januari
Kekayaan Low Tuck Kwong mencapai 27,3 USD atau setara dengan Rp423,15 triliun dan menjadi orang terkaya ke-52 di dunia.
Oliver Khaw Kar Heng selaku Direktur PT Bayan Resources menyebutkan bahwa Group Bayan telah mengakuisisis seluruh saham PT Kariangau Power atau KP pada November 2023.
KP diakuisisi oleh BYAN dan anak perusahaannya, yakni PT Bayan Energy yang masing-masing menguasai seluruh sahamnya sebesar 75 persen dan 25 persen.
Baca Juga: 3 Prioritas Utama Inter Milan di Bursa Transfer Musim Dingin, Bomber Timnas Iran Jadi Incaran
Diakuisisinya perusahaan tersebut dapat menghemat biaya pembeliaan listrik.
BYAN dapat menghemat pembelian listrik mencapai Rp1.240 per kWH atau sekitar Rp3,1 miliar per bulan.
Hal tersebut terjadi pada saat perluasan tahap 5 Balikpapan Coal Terminal yang nantinya selesai pada 2024.
Penghematan tersebut akan terus berlanjut sejalan dengan jangka waktu izin pembangkit listrik yang dimiliki KP.
Setelah mengakuisisi seluruh sahap PT KP, diketahui bahwa aset yang dimiliki PT Bayan Resources malah merosot dari periode yang sama tahun lalu.
Bersumber dari laporan keuangan resmi dari idx.co.id, jumlah aset lancar dan aset tidak lancar korporasi ini menurun.
Pada tahun 2022, jumlah aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan milik Low Tuck Kwong ini mencapai 2,4 miliar USD.
Sementara itu pada tahun 2023, jumlah aset tidak lancar perusahaan ini turun menjadi 1,3 miliar USD.
Pada tahun 2023, jumlah aset tidak lancar BYAN mencapai 1,5 miliar USD dan setahun setelahnya turun menjadi 1,4 miliar USD.
Secara keseluruhan jumlah aset yang dimiliki PT Bayan Resources mencapai 3,9 miliar USD pada tahun 2022 dan turun mencapi 2,8 miliar USD pada tahun 2023.
Meskipun begitu, dengan proses akuisisi PT KP ini diharapkan pada tahun 2024 mendatang keuntungan BYAN akan lebih memuaskan.***