

inNalar.com – Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa gencatan senjata di Gaza yang dilanda perang tidak mungkin terjadi.
Lebih lagi penembakan di titik bantuan yang menyebabkan sedikitnya 112 warga Palestina tewas dan 760 luka-luka kemungkinan akan mempersulit negosiasi.
Biden mengatakan pada hari Kamis bahwa Amerika Serikat sedang memeriksa “versi pesaing” dari pembantaian tersebut.
Serangan Israel terjadi saat fajar ketika ratusan warga Palestina sedang menunggu untuk menerima bantuan di dekat daerah bundaran al-Nablusi.
Banyak pihak yang menilai bahwa peristiwa terbaru ini perlu diselidiki secara menyeluruh.
Awal pekan ini Biden memperkirakan kesepakatan akan tercapai pada Senin untuk menerapkan gencatan senjata sementara dalam perang Israel di Gaza dan pertukaran sandera.
Baca Juga: Kupas Tuntas Mengenai Anjing Westie, Anabul Ras Kecil Lucu yang Bentuknya Mirip Boneka
Presiden AS mengatakan dia belum memiliki kejelasan tentang apa yang terjadi di Gaza pada Kamis pagi.
Penembakan tersebut merupakan salah satu pembantaian terburuk dalam perang yang berlangsung hampir lima bulan terjadi.
Pihak berwenang Palestina di Gaza mengatakan pasukan Israel menembaki kerumunan warga Palestina di titik distribusi bantuan.
Akibatnya, penembakan tersebut sedikitnya telah menewaskan 112 orang dan melukai lebih dari 750 orang.
Sumber-sumber Israel membenarkan bahwa tentara menembaki kerumunan yang bergegas menuju truk bantuan.
Para militer Israel meyakini bahwa mereka menimbulkan ancaman bagi pasukan Israel.
Namun, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyalahkan para korban, dengan mengatakan mereka tertabrak truk.
Amerika Serikat telah mendukung Israel, secara politik dan militer, sejak serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dilansir inNalar.com dari trtworld.com, baru-baru ini Amerika Serikat malah mendorong gencatan senjata sementara dan pengurangan korban sipil.