Ahli Paleontologi Temukan Sisa Makanan Terakhir dari Fosil Trilobite yang Berusia 465 Juta Tahun

inNalar.com – Lebih dari 250 juta tahun, sekitar 20.000 spesies Trilobite tersebar di dasar laut bumi.

Meskipun keanekaragaman hewan ini melimpah dalam catatan fosil, tetapi hingga saat ini masih belum jelas, seperti apa yang mereka makan.

Sampai saat ini pola makan Trilobite hanya disimpulkan dari petunjuk tidak langsung.

Baca Juga: Para Ilmuwan Temukan Jejak Fosil Dinosaurus Langka di Maroko, Masih Banyak Aneka Ragam yang Belum Diketahui?

Namun para peneliti baru saja menemukan spesimen Trilobite pertama yang masih memiliki tanda-tanda makanan terakhirnya dibekukan dalam waktu yang lama.

Disebut dengan nama Trilobite Bohemolichas incola (B. incola) fosil ini diawetkan dalam detail 3D halus dengan membungkus kerikil mengandung silika yang disebut Rokycany Balls.

Ahli paleontologi dari Universitas Charles di Republik Ceko dan rekannya mengungkap sistem pencernaan fosil tersebut berusia 465 juta tahun dan ditemukan pula pecahan cangkang yang padat.

Baca Juga: Megantrophus Palaeojavanicus Fosil Paling Primitif, Simak Penemuan, Sejarah dan Ciri-Ciri Kehidupannya

Dilansir inNalar.com dari laman situs Sciencealaert, cangkang tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda larut dengan ujung tajamnya yang masih utuh.

Mantan mahasiswa PhD Kraft, Valéria Vaškaninová dan Ahlberg mengerjakan fosil ikan dari wilayah tersebut menggunakan mikrotomografi sinkrotron.

“Jelas ini merupakan hewan yang tidak selektif dalam memakan apa pun, yang pada dasarnya melahap apa pun yang ditemuinya, yang cukup kecil untuk dimasukkan ke dalam mulutnya, atau cukup rapuh untuk dipecah dengan mudah,” ujar Ahlberg.

Baca Juga: 4 Fosil Manusia Purba Ditemukan di Jawa Tengah, Jadi Bukti Kalau Peradaban Kuno Pernah Ada di Indonesia

“Kami tidak bisa memastikan apakah makanan tersebut hidup, mati, atau campuran keduanya.” tambahnya

Hampir seluruh saluran pencernaan terisi penuh, dengan beberapa fragmen masih cukup besar untuk diidentifikasi.

Potongan-potongan mangsa Trilobite itu semuanya milik invertebrata bentik yang hidup di dasar laut pada masa Ordovisium.

Fragmen cangkang yang paling umum adalah ostracoda yang berupa krustasea kecil mirip udang dengan beberapa keturunannya masih hidup sampai sekarang.

Trilobite juga melahap siput keong hyolith, bintang laut yang telah punah, dan kerabat bulu babi yang disebut stylophora, serta hewan bercangkang tipis lainnya yang kemungkinan merupakan bivalvia.

Rekan penulis studi Per Ahlberg, ahli paleontologi di Universitas Uppsala di Swedia mengatakan jika Trilobite tersebut mati dengan keadaan perut yang kenyang.

Baca Juga: Mampu Kurangi Penggunaan Energi Fosil, PLTS di Provinsi Lampung Ini Miliki Kapasitas Sebesar 544,18 kWp

“Trilobite itu benar-benar terisi penuh pada saat ia mati,” ujarnya.

Perilaku makan B. incola yang tidak selektif menunjukkan bahwa mereka sebagian besar adalah pemakan oportunistik.

B. incola dapat dianggap sebagai penghancur ringan dan pengumpan kebetulan, menyedot hewan mati atau hidup yang mudah hancur atau cukup kecil untuk ditelan utuh.

Saluran pencernaan Trilobite yang lengkap, bersama dengan beberapa distorsi pada dada menunjukkan bahwa hewan tersebut mungkin sering berganti kulit .

“Kami menduga ini adalah persiapan untuk berganti kulit, arthropoda menggunakan berbagai teknik untuk ‘menggembungkan diri’ untuk memecahkan kerangka luar yang lama ketika mereka mulai berganti kulit.” ungkap Per Ahlberg.

Selain menjelaskan itu, ia menambahkan bahwa arthropoda ini juga mengisi saluran pencernaannya dengan air, atau udara, atau makanan.

Sebelum berganti kulit, saluran pencernaan arthropoda sering kali membengkak untuk membantu melepaskan ‘cangkang’ lama dan memberi ruang bagi cangkang baru.

Fosil ini adalah jendela luar biasa menuju kehidupan Trilobite, dan contoh langka tentang bagaimana sisa-sisa yang terpelihara dengan baik dapat mengungkap yang belum sempat terungkap.***

Rekomendasi