Adopsi Teknologi Jerman, BJ Habibie Rupanya Pernah Bangun Reaktor Nuklir di Tangerang

inNalar.com – Habibie yang merupakan presiden ke-3 Republik Indonesia, pernah membangun reaktor nuklir di Tangerang.

Pencapaian luar biasa tersebut dilakukan ketika Habiebie menjabat sebagai Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi pada tahun 1980-an.

Dengan mengadopsi teknologi Jerman, reaktor nuklir Tangerang ini dirancang Habibie untuk mendukung riset dan pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. 

Baca Juga: Proyek Terbengkalai Rp48 Miliar Disorot, Elektabilitas Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta 2024 Terguncang

Reaktor nuklir ini dinamakan Gedung Reaktor G.A. Siwabessy, yang diambil dari mantan Kesehatan RI, yang juga disebut sebagai Bapak Atom Indonesia.

Lokasinya berada di jalan kawasan Puspiptek (Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) Gedung No. 30.

Tepatnya di Muncul, Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan, yaitu sekitar 83,2 kilometer atau 1 jam setengah dari Kota Serang, Ibu Kota Provinsi Banten. 

Baca Juga: Ternyata Reaktor Nuklir Pertama di Indonesia Telah Dibangun Sejak 1965, Ini Sosok Pendirinya

Melansir dari Bapeten.go.id, pada (18/11/2024), Direktorat Perizinan Instalasi dan Bahan Nuklir (DPIBN) Bapeten melakukan verifikasi keselamatan secara berkala terhadap reaktor ini. 

Pengujian mencakup analisis struktur gedung, desain mekanik, hingga pengujian sistem operasional.

Hal tersebut dilakukan untuk memastikan standar keamanan gedung reaktor nuklir serta menimalisir hal-hal yang tak diinginkan. 

Baca Juga: Mega Proyek Tenaga Nuklir Besutan Prabowo Subianto Bakal Digarap di Bangka Belitung?

Dalam hal ini, setiap pengunjung yang masuk ke gedung diwajibkan mengenakan pakaian pelindung dan sepatu khusus.

Begitu pengunjung keluar, mereka juga diperiksa menggunakan alat deteksi radiasi canggih untuk mencegah kontaminasi.  

Untuk diketahui, reaktor Tangerang ini resmi dioperasikan pada 20 Agustus 1987 oleh Presiden ke-2 Republik Indonesia, yaitu Soeharto. 

Baca Juga: Lebih Tua dari Gen Z! Ini Reaktor Nuklir Kartini yang Dibangun RI di Yogyakarta, Kapasitas Capai 250 kW

Terhitung sudah 37 tahun, hingga kini reaktor tersebut masih menjadi salah satu reaktor riset terbesar di Asia Pasifik dengan kapasitas 30 MW thermal.  

Pasalnya, reaktor ini berada di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) dan dirancang dengan spesifikasi keamanan tinggi. 

Seperti halnya, teknologi tahan gempa, anti bocor, serta sistem pengendalian radiasi yang ketat. 

Baca Juga: Berkat AgenBRILink, Masyarakat Desa di Pelosok Bengkulu Ini Cukup Langkah Kaki untuk Akses Perbankan BRI

Selain itu, gedung ini juga memiliki fasilitas lift, dan untuk reaktornya yang ditempatkan di lantai tiga yang dilindungi dua pintu tebal.  

Di dalam ruangan reaktor nuklir ini terdapat kolam air biru yang memancarkan cahaya. 

Warna tersebut berasal dari akibat proses uranium sebanyak 10 kg yang diimpor dari negara seperti AS, Rusia, dan Prancis. 

Siklus pemrosesan uranium ini berlangsung selama 10 tahun, dan tidak dapat dipakai lagi melainkan dikembalikan ke negara asal pembeliannya.  

Berbeda halnya dari reaktor daya penghasil listrik, Reaktor G.A. Siwabessy lebih difokuskan untuk produksi isotop, riset ilmiah dan industri layanan iradiasi. 

Demikian itulah reaktor nuklir yang dibangun mengadopsi teknologi Jerman di saat Habibie menjabat sebagai menteri Kemenristek. *** (Gita Yulia) 

Rekomendasi