Ada Sejak 700 Tahun Lalu, Desa di Belitung Timur Ini Jadi Wisata Tambang Timah dan Intan Hitam, Dibuka Mulai…

inNalar.com – Salah satu tempat wisata populer yang ada di Belitung Timur adalah Garumedang Tektites Geosite.

Tempat wisata ini sendiri letak tepatnya ada di Dusun Garumedang, Desa Sukamandi, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Garumedang sendiri berasal dari dua kata yaitu gaharu dan medang yang merupakan nama pohon di daerah setempat.

Baca Juga: Berkapasitas 18,7 kWp, PLTS Irigasi di Sumatera Barat Ini Sukses Pasok Air ke 115 Petani, Hasil Panennya Naik Jadi…

Lokasinya sendiri sampai saat ini masih aktif sebagai salah satu Geosite Unesco Global atau UGG.

Saat berkunjung ke Garumedang Tektites Geosite, maka wisatawan dapat menjelajahi area sekelilingnya memakai perahu.

Tempat ini sendiri sering dijadikan sebagai lokasi edukatif untuk mengenal sejarah penambangan timah dan intan hitam atau bilitonite. Masyarakat menyebut intan hitam ini dengan istilah satam.

Baca Juga: Pangkas 618,5 Ton Emisi Karbon, PLTS Milik Perusahaan Tambang Batu Bara PTBA Ada di Dua Lokasi Berbeda, Setara Tanam 847 Pohon?

Ketahui juga bahwa batu satam ini ternyata termasuk batuan khas Indonesia yang ditemukan di pulau ini.

Sesuai dengan namanya yaitu intan hitam, bebatuan tersebut memiliki warna hitam dengan tekstur berupa urat-urat yang sangat khas.

Batu ini sendiri juga tergolong sebagai batu langka yang terbetuk dari proses reaksi tabrakan antara meteor dengan lapisan bumi yang mengandung timah tinggi.

Baca Juga: Habiskan Rp1,02 Triliun, Bendungan Pertama di Sulawesi Barat Ini Justru Rugikan Warga, 2 Ha Tanahnya Hanya Dihargai…

Tidak hanya itu, keberadaan batu satam di Bangka Belitung ini juga sangat erat kaitannya dengan pengendapan timah alluvial serta ditemukan oleh penambang timah alluvial.

Tidak heran jika menjadikan Garumedang Tektites Geosite sebagai sumber timah paling melimpah di Bangka Belitung.

Melansir dari laman resmi Garumedang Tektites, batu sadam ini jatuh ke bumi sejak 700 ribu tahun lalu. Keberadaannya juga termasuk bagian dari Asutralasian Tektites Strewn Field.

Baca Juga: 5 Tahun Mangkrak, Akhirnya Megaproyek Jembatan Rp2 Triliun Tanah Bumbu-Kotabaru Kalimantan Selatan Dilanjutkan, Rampung Tahun…

Wisatawan dapat berkunjung ke tempat wisata ini untuk melihat langsung mengenai keajaiban geologi tersebut.

Selain melihat penemuan batu sadam dan mempelajari proses pembentukannya, wisatawan juga dapat belajar tentang flora dan fauna endemik di sekitarnya.

Ada banyak juga beberapa keseruan lainnya yang bisa dilakukan. Seperti naik perahu, memancing, hingga berkemah.

Baca Juga: Sempat Terendus Kejanggalan, Perbaikan Jembatan Kontroversial Senilai Rp20,8 Miliar di Tuban Jawa Timur Ini Ditarget Selesai Desember 2023, Tapi…

Lokasi wisata ini sendiri telah dibuka sejak tahun 2018 lalu dengan tema warisan gelologi bernama “astrobleme”.

Tema ini dipakai karena astrobleme adalah material impact yang jatuh ke bumi berupa asteroid muda.

Tempat edukasi ini sendiri dikelola oleh pemuda desa setempat yang bermitra dengan BUMDes Sukamandi dan PT Gravica. ***

 

Rekomendasi