Ada 3,5 Miliar Meter Kubik, Menko Perekonomian Sebut Sumatera Utara Bisa Jadi Pemain Ekonomi Dunia, Kok Bisa?

inNalalar.com – Sumatera Utara adalah provinsi yang dianugerahi sumber daya alam yang sangat kaya.

Sehingga, Provinsi Sumatera Utara berpotensi untuk menjadi pemain ekonomi kelas dunia.

Wilayah ini diberikan anugerah yang sangat kaya dengan Sumber Daya Air yang sangat luar biasa.

Baca Juga: Punya Gelar Bergengsi dari NU, Plt Bupati Langkat Sumatera Utara Syah Afandin Miliki Harta Kekayaan Mencapai…

Salah satunya adalah Danau Toba yang menjadikan danau terbesar di kelas Asia.

Danau Toba  memiliki sumberdaya yang sangat besar hingga mencapai 3,5 miliar meter kubik setiap tahunnya yang merupakan sumberdaya berkelanjutan.

Darmin Nasution sebagai Menko Perekonomian menilai pada saat peresmian beroperasinya Pabrik Unilever Oleochemical Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Baca Juga: Wow! Investasinya Rp13,4 Triliun, Jalan Tol di Sumatera Utara Ini Bakal Bikin Kaya Tapi Malah Dijual, Kenapa?

Peresmian tersebut dilakukan pada 26 November 2015, di Sei Mangkei, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Tidak hanya air yang berasal dari Danau Toba, Darmin juga menyampaikan bahwa aliran Sungai Asahan memiliki peluang sebagai pembangkit listrik.

Bahkan, Sungai Asahan mampu menjadi pembangkit listrik yang menghasilkan 1.100 megawatt.

Baca Juga: Telan Rp2,7 Triliun, Pemprov Sumatera Utara Bangun 450 km Jalan Provinsi, Selesai 2023, 8 Ruas Dibangun di…

Sedangkan untuk saat ini, aliran listrik yang baru dimanfaatkan dari Sungai Asahan baru sekitar 700 Megawatt.

Tidak hanya itu, di pesisir pantai timur Sumatera Utara, memiliki 6 wilayah sungai.

Salah satunya adalah Sungai Sei Bah Bolon yang merupakan sumberdaya penting bagi keberlanjutan di kawasan ekonomi.

Kawasan yang sangat terdampak dari sungai Sei Bah Bolon jadi sumber khusus wilayah Sei Mangkei, Kuala Tanjung serta aktivitas ekonomi dan sosial lain di wilayah tersebut.

Selain itu, keunggulan lain dari Provinsi Sumatera Utara salah satunya berasal dari posisi geo ekonominya yang sangat strategis.

Provinsi ini strategis terhadap Selat Malaka sebagai jalur lalu lintas perdagangan teramai di dunia.

KEK Sei Mangkei merupakan daerah yang memiliki akses ke Selat Malaka serta memiliki koneksi langsung dengan Pelabuhan Kuala Tanjung.

Selat Malaka adalah wilayah strategis yang minimal memiliki 120 ribu lalu lintas kapal dengan data angkut hingga 45-50 persen perdagangan dunia.

Sehingga dalam setiap harinya terdapat 300 kapal yang melalui Selat Malaka setiap harinya.

Kapal-kapal tersebut berlayar untuk mengangkut barang perdagangan ke Asia Timur, Asia Selatan, dan Timur Tengah-Afrika dan Eropa.

Baca Juga: Kota Tersempit di Indonesia Ternyata Ada di Sumatera Utara, Luasnya Lebih Kecil dari Bandara Soekarno Hatta

Darmin Nasution juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki hak untuk memanfaatkan keunggulan dari geostrategis ini.

Letak geografis yang strategis bisa digunakan untuk meningkatkan konektivitas logistik nasional, membangun daya saing, serta mengurangi ketergantungan pelayanan jasa logistik Indonesia terhadap negara tetangga.

Setiap tahunnya negara Indonesia mengeluarkan sebesar 5-6 persen atau menghabiskan 14 miliar dolar pada tahun 2010.

Biaya tersebut digunakan untuk membayar jasa ke pelabuhan serta angkutan laut asing.

Kondisi tersebut dikarenakan adanya 25 pelabuhan nasional di Indonesia memiliki keterbatasan kedalaman.

Selain itu, pelabuhan nasional tersebut juga memiliki kekurangan dari sempitnya alur pelabuhan, hingga hanya bisa melayani bongkar muat dari kapal bertonase kecil.

Oleh karena itu, pembangunan dari Terminal Multi Purpose Kuala Tanjung yang dibangun oleh PT Pelindo I yang memiliki arti penting terhadap perkembangan KEK Sei Mangkei.

Dengan tingginya sumberdaya alam dan letak geografis yang strategis akan memberikan keuntungan untuk Sumatera Utara.

Sehingga bukan tidak mungkin jika provinsi tersebut mampu menjadi pemain ekonomi dunia.***

 

Rekomendasi